Media Asuransi, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia September 2021 mengalami surplus US$4,37 miliar. Surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi yakni US$5,30 miliar, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas US$0,93 miliar.
Selama Januari–September 2021, meskipun sektor migas mengalami defisit US$8,40 miliar, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas US$33,47 miliar, sehingga secara total mengalami surplus US$25,07 miliar,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono, dalam jumpa pers secaara daring, Jumat, 15 Oktober 2021.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa nilai ekspor Indonesia September 2021 mencapai US$20,60 miliar atau turun 3,84 persen dibanding ekspor Agustus 2021. Dibanding September 2020 nilai ekspor naik sebesar 47,64 persen.
Ekspor nonmigas September 2021 mencapai US$19,67 miliar, turun 3,38 persen dibanding Agustus 2021, namun naik 48,03 persen dibanding ekspor nonmigas September 2020. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–September 2021 mencapai US$164,29 miliar atau naik 40,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$155,46 miliar atau naik 39,84 persen.
|Baca juga: Neraca Dagang September 2021 Diperkirakan Surplus US$4,5 Miliar
Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2021 terhadap Agustus 2021 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$1.233,9 juta (30,45 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$286,2 juta (16,24 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–September 2021 naik 35,40 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 6,37 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 76,29 persen.
Margo menjelaskan bahwa ekspor nonmigas September 2021 terbesar adalah ke China yaitu US$4,54 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,34 miliar dan Jepang US$1,54 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,83 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,53 miliar dan US$1,58 miliar.
Kepala BPS juga mengatakan bahwa nilai impor Indonesia September 2021 mencapai US$16,23 miliar, turun 2,67 persen dibandingkan Agustus 2021 atau naik 40,31 persen dibandingkan September 2020.
|Baca juga: Nilai Impor Agustus 2021 Naik 10,35 Persen Jadi US$16,68 Miliar
Impor migas September 2021 senilai US$1,86 miliar, turun 8,90 persen dibandingkan Agustus 2021 atau naik 59,15 persen dibandingkan September 2020. Sedang impor nonmigas September 2021 senilai US$14,37 miliar, turun 1,80 persen dibandingkan Agustus 2021 atau naik 38,18 persen dibandingkan September 2020.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar September 2021 dibandingkan Agustus 2021 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$122,8 juta (6,56 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah bahan bakar mineral US$276,7 juta (219,54 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–September 2021 adalah China US$39,12 miliar (32,07 persen), Jepang US$10,42 miliar (8,54 persen), dan Thailand US$6,55 miliar (5,37 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$21,33 miliar (17,49 persen) dan Uni Eropa US$7,78 miliar (6,38 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–September 2021 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$3.498,3 juta (32,99 persen), bahan baku/penolong US$28.926,8 juta (37,97 persen), dan barang modal US$3.110,7 juta (18,42 persen).
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News