1
1

Nikkei Akhiri Rentetan Kenaikan 5 Hari

Suasana di luar gedung Bursa Saham Tokyo

Media Asuransi, GLOBAL – Indeks Nikkei Jepang menghentikan kenaikan lima hari berturut-turut dan ditutup terkoreksi lebih dari 1 persen pada hari Selasa, 1 Juli 2025, karena investor menjual saham di tengah ketidakpastian atas pembicaraan perdagangan Amerika Serikat-Jepang.

Indeks Nikkei turun 1,24 persen menjadi 39.986,33, turun dari level tertinggi sejak pertengahan Juli, yang dicapai pada sesi sebelumnya. Sementara  indeks Topix yang lebih luas turun 0,73 persen menjadi 2.832,07.

|Baca juga: Nikkei Menguat di Tengah Situasi Geopolitik Memanas

“Pasar terlalu panas, tetapi ada beberapa faktor yang mendorong permintaan bulan lalu,” kata Hiroyuki Ueno, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Trust Asset Management, Selasa, 1 Juli 2025.

Ekuitas Jepang mencerminkan reli saham AS dalam beberapa sesi terakhir, tetapi permintaan juga didukung oleh pembayaran dividen yang diterima investor setelah rapat pemegang saham perusahaan pada bulan Juni, serta pembelian kembali saham perusahaan, kata Ueno. Indeks Nikkei naik 6,6 persen pada bulan Juni, menandai kenaikan bulanan terbesarnya sejak Februari 2024. Dalam lima sesi terakhir bulan Juni, indeks naik 5,5 persen.

Relative Strength Index (RSI), ukuran teknis untuk momentum investasi, turun menjadi 66,6 pada hari Selasa dari kondisi “overbought” sebesar 74,5.

|Baca juga: Perdalam Pasar Keuangan, BEI Ajak Anggota Bursa Ramaikan Pasar Kontrak Berjangka

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan frustrasi dengan negosiasi perdagangan AS-Jepang pada hari Senin, yang menimbulkan keraguan atas pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung antara kedua negara.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga memperingatkan bahwa negara-negara ini terancam dikenakan tarif yang jauh lebih tinggi saat batas waktu 9 Juli semakin dekat meskipun negosiasi dengan itikad baik.

“Investor mempertimbangkan faktor perdagangan, tetapi jika prospek pembicaraan menjadi jelas, maka pasar mengukur saham dengan fundamental dan Nikkei berpotensi untuk naik lebih jauh,” kata Ueno.

Saham produsen fesyen merek Uniqlo, Fast Retailing turun 4,16 persen sehingga menyeret Nikkei paling banyak. Pembuat peralatan chip Tokyo Electron merosot 2,2%.

Berlawanan dengan tren, perusahaan utilitas Tokyo Electric Power Holdings melonjak 9,98% dan menjadi peraih persentase kenaikan terbesar di Nikkei.

Editor: Irdiya Setiawan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Terkoreksi Jelang Jeda Tarif Berakhir
Next Post APBN 2024 Diklaim Berhasil Hadapi Gejolak Global dengan Tangguh

Member Login

or