Media Asuransi, GLOBAL – Guy Carpenter melaporkan transaksi reasuransi yang didukung oleh ekuitas swasta di Asia telah mencapai US$25 miliar dalam aset per akhir 2023, meskipun hanya mencakup dua persen dari pasar yang dapat dijangkau. Namun, nilai transaksi ini meningkat 10 kali lipat antara 2019 dan 2023.
Transaksi penting dalam periode ini melibatkan perusahaan asuransi besar seperti AXA HK, Manulife, FWD, T&D, Daiichi, dan Japan Post.
|Baca: QBE: Industri Kelautan di Asia Punya Peran Krusial di Perdagangan Global
Mereka berkolaborasi dengan perusahaan reasuransi yang didukung oleh ekuitas swasta termasuk Global Atlantic yang didukung oleh KKR, Athene yang didukung oleh Apollo, Resolution yang didukung oleh Blackstone, Fortitude yang didukung oleh Carlyle, dan Reinsurance Group of America (RGA).
Menurut laporan broker reasuransi tersebut, masuknya dana ekuitas swasta membawa manfaat signifikan bagi sektor asuransi jiwa di Asia. Sektor ini tengah menghadapi perubahan regulasi besar-besaran dan pengenalan Standar Pelaporan Keuangan Internasional 17 (IFRS-17).
Negara-negara seperti Australia, China Daratan, Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura telah mengimplementasikan kerangka kerja modal berbasis risiko baru, dengan perubahan serupa diharapkan terjadi di Jepang dan Taiwan.
Mengurangi risiko
Dilansir dari laman Insurance Business Mag, Jumat, 31 Mei 2024, reformasi regulasi ini mendorong perusahaan asuransi jiwa untuk mengurangi risiko pada neraca mereka dan keluar dari kewajiban jangka panjang atau yang lebih intensif modal.
Dengan melakukan transaksi reasuransi ini, perusahaan asuransi dapat membebaskan modal yang kemudian bisa digunakan untuk meningkatkan rasio solvabilitas atau menginvestasikan kembali dalam digitalisasi atau produk baru yang lebih menguntungkan.
Guy Carpenter mencatat firma ekuitas swasta semakin optimistis terhadap sektor asuransi jiwa, dan perusahaan asuransi di Asia juga menunjukkan optimisme serupa terhadap investasi dalam ekuitas swasta dan kredit swasta. Tren ini di Asia bahkan melampaui perubahan yang terjadi di EMEA dan AS.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News