Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpeluang menguat setelah rilis data inflasi konsumen AS Juli 2022.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat Hari ini terhadap dolar AS pasca rilis data inflasi konsumen AS Juli yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, 8,5% vs 9,1%.
“Penurunan inflasi ini memperbesar kemungkinan The Fed tidak lebih agresif menaikan suku Bunga di bulan-bulan mendatang,” katanya kepada Media Asuransi, Kamis, 11 Agustus 2022.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Masih Berpotensi Melemah
Menurutnya, sentimen pasar terhadap aset berisiko juga terlihat positif pagi ini. Indeks saham Asia dibuka menguat.
Tapi di sisi lain, jelasnya, salah satu petinggi The Fed, Neel Kashari, memberikan respons bahwa inflasi As yang turun ini tidak menghalangi niat The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya ke depan. Neel mengungkapkan bahwa The Fed menginginkan angka inflasi di 2%. Jadi pertimbangan pejabat The Fed ini mungkin bisa menahan penguatan rupiah.
“Potensi penguatan ke arah Rp14.830, dengan potensi resisten di kisaran Rp14.900,” pungkas Ariston.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,12% ke level Rp14.870 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,09% ke level Rp14.875 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News