Analis PT Sinarmas Future, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa indeks dolar AS agak melemah dan yield obligasi AS tenor 10 tahun juga menurun pagi ini. Hal ini menurut dia mungkin bisa membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini.
|Baca juga: Tekanan Terhadap Rupiah Masih Berlanjut
“Tapi penguatan mungkin tidak besar. Potensi penguatan ke arah Rp15.560, dengan potensi resisten di Rp15.630,” katanya kepada Media Asuransi, Rabu, 2 November 2022.
Di pasar, jelas dia, spekulasi The Fed bakal mengerem kenaikan suku bunga acuannya mulai memicu pelemahan dolar AS dan pelaku pasar masuk ke aset berisiko.
Tapi di sisi lain, sambung Ariston, banyak juga yang masih berekspektasi bahwa the Fed belum berhenti menaikan suku bunganya dengan agresif dan ini mendorong penguatan dolar AS. The Fed masih dalam jalur menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 bp di pekan ini.
“Data inflasi Indonesia bulan Oktober yang melambat dibandingkan bulan sebelumnya mungkin bisa membantu penguatan rupiah hari ini,” jelasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News