Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi menguat seiring dengan melemahnya dolar AS terhadap mayoritas nilai tukar negara lain.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa rupiah mungkin dapat menguat terhadap dolar AS hari ini dengan melemahnya dolar AS terhadap nilai tukar lainnya dan turunnya yield obligasi pemerintah AS.
Selain itu, sentimen pasar terhadap risiko yang membaik karena laporan pendapatan perusahaan di AS dan Eropa dirilis lebih bagus dari ekspektasi juga bisa mendorong penguatan rupiah.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Menguat Terbatas
“Kenaikan harga komoditi yang menyumbang surplus neraca perdagangan RI juga masih membantu penguatan rupiah,” jelasnya kepada Media Asuransi, Kamis, 14 Oktober 2021.
Tapi di sisi lain, sambungnya, data inflasi AS bulan September yang dirilis semalam mengonfirmasi kemungkinan tapering di November ataupun Desember ini. Data masih menunjukkan tren kenaikan melebihi ekspektasi.
Selain itu, notulen rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS yang dirilis dini hari tadi juga memberikan indikasi tapering akan dijalankan di pertengahan November atau Desember.
Pasar juga menunjukkan keyakinan lebih bahwa tingkat suku bunga AS akan dinaikan di bulan September 2022, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya di Desember 2022. Oleh karena itu, dengan masih terbukanya kebijakan pengetatan moneter AS dalam waktu dekat, penguatan rupiah bisa jadi tidak akan terlalu dalam hari ini.
“Hari ini, kisaran pergerakan rupiah terhadap dolar AS berada pada Rp14.200-Rp14.230 per dolar AS,” pungkasnya.
Sementara itu, di pada perdagangan kemarin di pasar spot, rupiah terhadap dolar AS ditransaksikan melemah 0,07% ke level Rp14.217 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI rupiah ditransaksikan melemah 0,03% ke level Rp14.221 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News