Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi menguat tipis, seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah mungkin dapat menguat tipis terhadap dolar AS hari ini seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko. Indeks saham Eropa dan AS ditutup menguat semalam dan pagi ini sebagian indeks Asia dibuka menguat,” jelasnya kepada Media Asuransi, Selasa, 7 Desember 2021.
Dia menjelaskan, meredanya kekhawatiran pasar terhadap Covid-19 varian Omicron mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko. Banyak ahli mengatakan dampak varian Omicron ringan. Tapi di sisi lain, jelasnya, pasar juga masih mewaspadai penyebaran Omicron yang cepat yang dapat menjadi pandemi baru yang bisa mengganggu perekonomian.
|Baca juga: Fed Tapering, Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Selain itu wacana percepatan tapering dapat menahan rupiah tidak terlalu menguat terhadap dolar AS. Pasar menantikan data inflasi AS terbaru yang akan dirilis hari Jumat malam. “Data ini menjadi petunjuk pasar selanjutnya. Data yang lebih tinggi dari proyeksi bisa mengukuhkan wacana percepatan tapering dan mendorong penguatan dolar AS.”
Menurutnya, pagi ini akan dirilis data neraca perdagangan China bulan November. Dia mengatakan bila data menunjukkan surplus yang lebih tinggi dari ekspektasi maka bisa memberikan sentimen positif tambahan ke pasar. Surplus karena kenaikan ekspor bisa diartikan ekonomi dunia yang memerlukan ekspor dari China sedang pulih.
“Potensi penguatan ke arah Rp14.420 per dolar AS, sementara potensi pelemahan ke arah Rp14.460 per dolar AS,” pungkasnya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot ditransaksikan melemah 0,16% ke level Rp14.442 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,23% ke level Rp14.441 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News