Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi terdepresiasi seiring dengan berkembangnya kekhawatiran pasar terhadap kenaikan harga energi.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi tertekan hari ini dengan berkembangnya kekhawatiran pasar terhadap kenaikan harga energi yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi global.
Dia menjelaskan, kenaikan harga energi juga mendorong kenaikan inflasi di AS yang dapat mengonfirmasi pemberlakuan tapering di akhir tahun. Yield obligasi pemerintah AS baik yang jangka pendek maupun panjang masih bergerak naik.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Menguat pada Hari Ini
“Kemarin yield tenor 10 tahun sudah menyentuh kisaran 1,63%, level tertinggi sejak 1 Juni 2021,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa, 12 Oktober 2021.
Di sisi lain, sambungnya, perkembangan pandemi yang semakin membaik di tanah air dan kenaikan harga komoditas bisa membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah.
“Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.240-Rp14.250 per dolar AS dengan kisaran support di Rp14.200 per dolar AS,” pungkasnya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin di pasar spot, rupiah ditransaksikan menguat 0,11% ke level Rp14.207 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI rupiah ditransaksikan menguat 0,11% ke level Rp14.210 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News