Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpotensi melemah karena kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi global.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah masih ada potensi pelemahan terhadap dolar AS karena kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi akibat kenaikan harga energi.
“Harga minyak mentah sperti Brent dan WTI terkoreksi kemarin tapi masih di atas kisaran US$100 per barel dan masih berpeluang naik,” katanya kepada Media Asuransi, Jumat 25 Maret 2022.
Menurutnya, kondisi perang yang masih berlarut masih bisa memicu kenaikan harga komoditi seperti harga komoditi energi dan pangan yang akan mendorong kenaikan inflasi global.
|Baca juga: Harga Emas Spot Berpotensi Menguat, Emas Antam Kembali ke Level Rp1 Juta per Gram
Di sisi lain, pelonggaran aktivitas ekonomi karena meredanya Covid-19 di Indonesia menjadi sentimen positif untuk rupiah. BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik ke depannya.
“Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.380, sementara potensi penguatan ke kisaran Rp14.330,” pungkasnya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,03% ke level Rp14.351 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,07% ke level Rp14.361 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News