Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di awal tahun 2022 ini diperkirakan masih berpotensi melemah.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa rupiah mungkin masih berpotensi melemah terhadap dolar AS dengan peningkatan kasus Covid-19 global akibat varian Omicron.
“Di awal tahun ini berita soal kenaikan kasus Covid-19 bisa menjadi kekhawatiran pelaku pasar,” katanya kepada Media Asuransi, 3 Januari 2022.
Selain itu, jelasnya, antisipasi pasar soal kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS di 2022 juga bisa menjadi faktor pelemahan rupiah terhadap dolar AS. The Fed bahkan diekspektasikan menaikkan suku bunga mulai Maret, dari sebelumnya di pertengahan tahun. Inflasi yang tinggi memicu Bank Sentral untuk mempercepat kenaikan suku bunga acuan untuk mengendalikan inflasi.
| Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Berbalik Menguat
Dari dalam negeri, sambung Ariston, survei aktivitas manufaktur Indonesia bulan Desember menunjukkan pertumbuhan. “Ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah.”
Hari ini, data inflasi Indonesia bulan Desember akan dirilis. Tetapi inflasi yang stabil dalam artian terkendali seperti bulan sebelumnya mungkin bisa menahan pelemahan rupiah. “Kisaran pergerakan rupiah hari ini Rp14.230-Rp14.280,” pungkasnya.
Sementara itu pada perdagangan hari terakhir 2021, nilai tukar rupiah di pasar spot ditransaksikan menguat 0,05% ke level Rp14.262 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,09% ke level Rp14.278 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News