Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpotensi tertekan seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar soal konflik antara Rusia dan Ukraina.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan hari ini terhadap dolar AS dengan meningkatnya kekhawatiran pasar soal konflik antara Ukraina dan Rusia.
“AS dan negara-negara Barat melaporkan Rusia belum mundur dari perbatasan Ukraina dan malah menumpuk pasukan di sana,” katanya kepada Media Asuransi, Senin 21 Februari 2022.
Dan akhir pekan kemarin, jelasnya, serangan militer Ukraina ke kelompok separatis pendukung Rusia di Ukraina Timur dikhawatirkan memicu Rusia untuk menyerang Ukraina.
|Baca juga: Emas Spot Berpotensi Tembus US$1.915, Emas Antam Tembus Rp972.000/gram
Menurutnya, kekhawatiran pasar akan potensi terjadinya perang besar yang bisa merontokkan pertumbuhan perekonomian global mendorong sebagian pelaku pasar keluar dari aset berisiko pagi ini dan masuk ke aset aman seperti dolar AS dan emas.
“Pasar masih akan terus memantau perkembangan konflik Rusia dan Ukraina sepanjang minggu ini. Usaha-usaha diplomasi untuk meredakan konflik bisa mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko.”
Sementara dari dalam negeri, sambung Ariston, mulai menurunnya kasus penularan Covid bisa meningkatkan keyakinan pasar terhadap rupiah. Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.280-Rp14.350 pada perdagangan hari ini.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,01% ke level Rp14.327 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,27% ke level Rp14.339 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News