Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan awal pekan ini diperkirakan masih dalam tekanan seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap inflasi dan resesi.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah mungkin masih dalam tekanan terhadap dolar AS hari ini. Sentimen The Fed ditambah kekhawatiran pasar terhadap inflasi dan resesi mungkin masih membayangi pergerakan rupiah hari ini.
Kedua sentimen tersebut masih mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS. The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga acuannya di sisa tahun ini, sementara kenaikan inflasi global masih belum surut karena perang di Ukraina dan mendorong Bank Sentral di dunia menaikkan suku bunga acuannya.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
“Kenaikan suku bunga bisa menekan pertumbuhan dan ditambah inflasi tinggi, bisa memicu resesi,” katanya kepada Media Asuransi, Senin, 20 Juni 2022.
Dari dalam negeri, jelasnya, pasar masih menunggu respons BI terhadap kebijakan The Fed yang akan diumumkan pada hari Kamis pekan ini. Keputusan BI bisa mempengaruhi pergerakan rupiah ke depan. Bila sikap BI masih mempertahankan kebijakan yang lebih longgar dibandingkan The Fed, rupiah bisa melemah lagi.
“Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.850, sementara support di kisaran Rp14.780-Rp14.800 untuk hari ini.”
Sementara itu pada perdagangan pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditransaksikan melemah 0,39% ke level Rp14.824 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,59% ke level Rp14.828 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News