Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan bahwa di tengah dinamika ekonomi dan pasar keuangan global yang memberikan tekanan pada emerging market hampir di sepanjang tahun 2018, industri pasar modal Indonesia masih mencatatkan kinerja yang cukup baik. “Sampai dengan akhir tahun 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang ditutup mengalami koreksi 2,54 persen ke level 6.194,50. Namun koreksi yang kita alami masih merupakan salah satu yang terendah di bursa efek utama kawasan Asia Pasifik dan yang tebaik di kawasan ASEAN,” kata Wimboh saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, 2 Januari 2019.
Menurut Wimboh, Nilai Aset Bersih Reksa Dana meningkat 10,47 persen, mencapai Rp505,39 triliun. Sedangkan dari sisi penghimpunan dana, penghimpunan dana di pasar modal juga tercatat masih relatif tinggi, yang tercermin dari nilai emisi sebesar Rp166 triliun, dengan jumlah emiten baru yang mencatat rekor tertinggi, mencapai 62 emiten baru. “Capaian ini tentu tidak terlepas dari sinergi Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, baik pelaku usaha di sektor riil maupun di sektor keuangan. Berbagai sinergi kebijakan yang telah diterbitkan juga turut membuahkan hasil yang positif. Kepercayaan investor dan pelaku pasar modal terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia tetap terjaga,” tuturnya. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News