1
1

OJK: Premi Asuransi Jiwa Tumbuh 37,8 persen

  Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 25 Oktober 2017, menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia dalam kondisi terjaga. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan terus membaik didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi Advanced Economies (AE) khususnya Eropa dan AS. Seiring dengan penguatan ekonomi AS tersebut, The Fed diekspektasikan akan menaikkan Federal Fund Rate (FFR) pada Desember 2017. The Fed juga telah memulai program normalisasi balance sheet-nya pada Oktober 2017.
  Plt Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi menyatakan bahwa pertumbuhan domestik diekspektasikan meningkat di semester kedua 2017 dengan tingkat inflasi yang terjaga. Selain itu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga kebijakannya berturut-turut pada Agustus dan September 2017.
  Di pasar keuangan domestik, baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan yield Surat Berharga Negara (SBN) terus melanjutkan penguatan pada September 2017. Di tengah terjadinya net sell nonresiden sebesar Rp11,2 triliun, IHSG masih meningkat sebesar 0,6 persen mtm (Agustus : 0,4 persen mtm) ditopang oleh investor domestik. Sementara itu, investor nonresiden masih mencatatkan net buy di pasar SBN sebesar Rp34,2 triliun (ytm: net buy Rp153,5 triliun). Hal ini mendorong yieldSBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing turun sebesar 15,1 bps, 14,6 bps, dan 24,8bps.
  Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan berada pada level yang moderat. Kredit perbankan September 2017 tumbuh sebesar 7,86 persen yoy (Agustus: 8,26 persen yoy) dan piutang pembiayaan tumbuh sebesar 8,16 persen yoy (Agustus: 9,13persen yoy). Dari sisi penghimpunan dana, kinerja penghimpunan dana LJK cukup solid. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan per Agustus 2017 tumbuh sebesar 11,69 persen yoy (Agustus: 9,60 persen yoy). Sementara itu, pertumbuhan premi asuransi jiwa tercatat meningkat menjadi 37,8 persen yoy (Agustus: 36,5 persen yoy) serta pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransijuga meningkat menjadi 4,35 persen yoy (Agustus: 2,03 persen).
  Sementara itu, pada periode Januari-September 2017 terdapat 118 emiten (Jan-Sep 2016: 87 emiten) yang melakukan penghimpunan dana melalui pasar modal dengan nilai sebesar Rp182,2 triliun atau meningkat sebesar 32,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Dari 118 emiten yang melakukan penghimpunan dana tersebut, terdapat 29 emiten baru sehinggatarget 21 emiten baru di 2017 telah tercapai.
   “Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko Lembaga Jasa Keuangan (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) pada level yang manageable. Risiko kredit terpantau menurun pada September 2017. Rasio Non-Performing Loan (NPL)gross tercatat membaik menjadi 2,93 persen sedangkan untuk Agustus sebesar 3,05 persen dan rasio Non-Performing Financing(NPF) perusahaan pembiayaan juga terus membaik menjadi 3,18 persen sementara itu untuk Agustus sebesar 3,31 persen,” jelas Anto Prabowo).
   Dia tambahkan, ke depan, OJK melihat proses pemulihan ekonomi global semakin solid dan akan berdampak positif padakinerja perkononomian domestik dan sektor jasa keuangan Indonesia. Seiring dengan tren penurunan suku bunga, OJK juga melihat masih terdapat ruang bagi sektor jasa keuangan untuk lebih berkontribusi dalam memacu pertumbuhan ekonomi domestikdengan mengakselerasi penyaluran dana. OJK masih terus mencermati perkembangan risiko pasar seiring dengan pelaksanaannormalisasi kebijakan moneter di AS dan Eropa,” tambahnya. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank BRI Bukukan Laba Bersih Rp20,5 Triliun di Q-3 2017
Next Post Promo Asuransi Perjalanan dari Sompo Insurance

Member Login

or