1
1

OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil

    Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia dalam kondisi terjaga, sejalan dengan perkembangan ekonomi global dan nasional. Perbaikan ekonomi global semakin solid dan merata. Hal ini ditunjukkan kinerja perekonomian Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang dan Tiongkok yang meningkat.

   Perkembangan perekonomian AS yang positif ditunjukkan oleh peningkatan inflasi, upah yang meningkat dan terjaga rendahnya tingkat pengangguran. “Reformasi pajak Trump yang akan meningkatkan defisit fiskal dapat mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi sekaligus tekanan inflasi. Hal ini telah mendorong naiknya ekpektasi pasar atas laju kenaikan Fed Fund Rate yang lebih cepat,” kata Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Y Santoso Wibowo saat berdiskusi dengan wartawan di Jakarta, 1 Maret 2018.

   Sementara itu untuk domestik, indikator makroekonomi dinilai bergerak solid. Inflasi Januari 2018 terpantau turun, kinerja eksternal naik sejalan dengan tren global, serta akumulasi cadangan devisa terpantau meningkat. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2017 masih meningkat secara moderat dan perbaikan indikator sektor riil masih terbatas.

   Menurut Santoso, di pasar keuangan domestik, meskipun terdapat net sell nonresiden sebesar Rp9,14 triliun di bulan Februari 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjutkan penguatan. Hingga 27 Februari 2018 penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp22 triliun dengan jumlah emiten baru yang tercatat satu perusahaan.

   Sedangkan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan pada Januari 2018, sesuai dengan siklus awal tahun, masih berada pada level yang moderat. Kredit perbankan Januari 2018 tumbuh sebesar 7,40 persen yoy (Desember 2017: 8,24 persen yoy) dan piutang pembiayaan tumbuh sebesar 6,92 persen yoy (Desember 2017: 7,05 persen yoy). Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,36 persen yoy (Desember 2017: 9,35 persen yoy). Sementara, premi asuransi jiwa dan asuransi umum serta reasuransi masing-masing tumbuh sebesar 44,78 persenyoy (Desember 2017: 33,43 persen yoy) dan 22,93 persen yoy (Desember 2017: 6,29 persen).

   Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko Lembaga Jasa Keuangan (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) Januari 2018 berada pada level yang manageable. Santoso menjelaskan, rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,86 persen (Desember 2017: 2,59 persen) dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat 2,95 persen (Desember 2017: 2,96 persen). Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kinerja BNI Syariah 2017
Next Post Adira Insurance Tawarkan Asuransi Elektronik dan Gadget

Member Login

or