1
1

OJK Terbitkan Peraturan untuk BPRS    

Gedung Otoritas Jasa Keuangan. | Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26 Tahun 2022 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). POJK BPRS ini diterbitkan sebagai upaya meningkatkan kontribusi industri perbankan pada pertumbuhan ekonomi nasional dengan mendorong konsolidasi BPRS.

Dalam keterangan resmi Senin, 9 Januari 2023 disebutkan bahwa POJK BPRS ini merupakan penyempurnaan dari POJK Nomor 3/POJK.03/2016 tentang BPRS. Dalam POJK terbaru, ditekankan penguatan kelembagaan untuk mendukung program konsolidasi industri perbankan syariah melalui pendirian BPRS secara efektif, menciptakan proses perizinan BPRS yang lebih efektif dan efisien serta menghadirkan BPRS yang lebih tertata dan kuat.

|Baca juga: OJK Terbitkan Ketentuan BMPK BPR dan BMPD BPRS

Aspek kelembagaan pengaturan utama BPRS yang disempurnakan meliputi:

1.Pendirian BPRS

2.Perizinan pendirian BPRS

3.Kepemilikan dan perubahan modal

4.Direksi, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Pejabat Eksekutif

5.Kegiatan usaha BPRS

6.Jaringan kantor

7.Sinergi BPRS

8.Cabut Izin Usaha (CIU) atas permintaan pemegang saham

Adapun penyempurnaan aturan mengenai pendirian BPRS mencakup pendirian BPRS baru, penyesuaian zona pendirian BPRS, penyesuaian persyaratan modal disetor minimum, dan perubahan Izin Usaha BUS atau BUK menjadi BPRS.

|Baca juga: OJK Luncurkan Aplikasi IBPR-S, untuk Mendorong Inklusi Keuangan Mikro dan Kecil

Selanjutnya, diatur juga penyesuaian terhadap perizinan pendirian BPRS yang terdiri dari percepatan jangka waktu pemberian Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha, penempatan modal disetor, penambahan penilaian terhadap kinerja keuangan dan pemenuhan ketentuan LJK lain yang dimiliki oleh calon Pemegang Saham Pengendali BPRS, serta kewajiban BPRS untuk segera melakukan kegiatan usaha setelah izin diberikan.

Selain itu, terdapat penambahan pengaturan terkait kepemilikan, permodalan, kepengurusan dan kegiatan usaha BPRS dalam rangka penguatan kelembagaan, digitalisasi pelaporan, dan harmonisasi dengan peraturan perundang-undangan terkait.

Peningkatan cakupan jaringan kantor dan penerapan sinergi BPRS di tengah era teknologi yang semakin massif saat ini juga diatur lebih lanjut dengan harapan BPRS dapat memberikan layanan yang lebih optimal dan efisien kepada masyarakat.

Dalam upaya perlindungan konsumen, mekanisme pencabutan izin usaha BPRS atas pemegang saham diatur untuk memberi kepastian bagi penyelesaian kewajiban nasabah dan masyarakat.

Implementasi POJK BPRS diharapkan dapat mewujudkan peningkatan daya saing dan kontribusi BPRS bagi perekonomian di daerah dan bagi industri perbankan nasional. POJK BPRS ini sekaligus mencabut berlakunya POJK Nomor 3/POJK.03/2016 tentang Pembiayaan Rakyat Syariah.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Dibuka, Kesempatan Jadi Pengurus LAPS Sistem Jasa Keungan
Next Post Menteri Agama: Jika Ingin Umroh dan Ibadah Haji, Wajib Terdaftar JKN

Member Login

or