1
1

Pandemi Covid-19 Membuat Orang Ingin Menambah Polis Asuransi

Media Asuransi – Pandemi Covid-19 telah membuat perilaku nasabah juga berubah dari biasanya. Orang lebih menyukai gaya hidup sehat, berbelanja secara online, dan cenderung untuk menambah polis asuransi sebagai perlindungan tambahan.

Survei Manulife: Mayoritas Responden Khawatir Dampak Jangka Panjang Pandemi Covid-19

Hal ini disampaikan Chief Agency Officer Manulife Indonesia Jeffrey Kie, dalam acara workshop untuk jurnalis yang diselenggarakan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Selasa, 1 Desember 2020. Menurut Jeffrey, berdasar survei dari Manulife Asia Care Mei 2020, terjadi perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi Covid-19 ini. Pertama, orang-orang menjadi lebih menyukai gaya hidup sehat. Terlihat dari 42 persen responden survei ini menyatakan mereka menata ulang keuangan pribadi. “Mereka sehat secara keuangan, memilah-milah mana yang harus segera dipenuhi dan mana yang dapat ditunda,” katanya.

Kemudian 37 persen responden menyatakan memonitor kesehatan mental mereka. Sebagai contoh, yang sebelumnya tidak pernah periksa tekanan darah, sekarang jadi rajin periksa tekanan darah. “Kalau dulu saat batuk kita biasanya kita ke warung untuk beli obat, sekarang kalau ada yang batuk semua anggota keluarga deg-degan,” tutur Jeffrey.

Kemudian 62 persen responden mengatakan ingin sehat secara fisik. Mereka mengaku mulai melakukan aktivitas olah raga. “Kita lihat, sekarang sepeda laris enggak karu-karuan. Orang juga rame-rame jalan pagi di kompleks-kompleks perumahan. Salah satu perilaku positif dari Covid-19 itu adalah masyarakat lebih sadar terhadap kesehatan, baik secara fisik maupun secara mental,” jelasnya.

Jeffrey Kie menambahkan, dampak yang lain dari pandemi Covid-19 ini adalah karena ada keterbatasan ruang gerak, maka penggunaan digital itu meningkat drastis. Kita lihat saja, penjualan kuota internet itu meningkat drastis. Dari survei yang sama, 71 persen responden menyatakan bahwa penggunaan digital meningkat untuk aktivitas e-commerce, terutama untuk pembelanjaan makanan, kebutuhan rumah tangga dan lain-lain. “Sekarang juga terjadi peningkatan orang mencari berita melalui sosial media, mencapai 69 persen dari responden yang menjawab ini,” katanya.

Selain berbagai perubahan perilaku tersebut, ternyata selain orang ingin sehat, ternyata juga cenderung ingin menambah polis asuransi. “Kalau dulu kita, pemasar asuransi, ketemu orang, ngomong sampai berbusa masih dijawab nantilah, tanya istri dulu atau tanya suami dulu, tanya orang tua, atau tunggu bonus. Sekarang, banyak kejadian, teman-teman pemasar kita mengatakan banyak orang yang mencari mereka,” jelas Jeffrey.

Mengapa hal ini terjadi? Karena sekarang orang menjadi takut terhadap risiko pandemi ini, sehingga mereka ingin terproteksi. Hal itu terlihat dari survei Manulife Asia Care Mei 2020 ini, bahwa 30 persen responden menyatakan mereka ingin menambah polis asuransi jiwa, 30 persen ingin juga memiliki asuransi kesehatan,dan 34 persen menyatakan ingin memiliki polis asuransi penyakit kritis. “Pertanyaannya, mengapa? Karena dalam kondisi yang tidak pasti, kita harus punya kepastian. Dan kepastian itu adalah proteksi,” katanya.

Lebih lanjut, Jeffrey Kie menuturkan bahwa kita perlu sesuatu yang pasti untuk mengantisipasi ketidakpastian hidup yang kita miliki. Nah kita sebagai pribadi maupun tulang punggung keluarga, wajib memiliki dana darurat. Tentu berbeda-beda besarnya, tetapi disarankan minimal adalah 6 kali pengeluaran untuk yang single dan 12 kali pengeluaran untuk yang sudah menikah. “Untuk yang single tentu pengeluaran lebih sedikit, sedang yang berkeluarga pengeluaran lebih banyak. Mengapa? Karena ketika krisis melanda, ketika orang-orang dirumahkan, biaya hidup tidak berkurang,” katanya. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 8 Indikator Kesehatan Perusahaan Asuransi Umum
Next Post 9 Indikator Kesehatan Perusahaan Asuransi Jiwa

Member Login

or