1
1

Pasar Dunia Makin Kacau Gara-gara Shutdown AS, BI Beberkan Ramalan Suram untuk 2025

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyoroti meningkatnya gejolak pasar keuangan global yang dipicu memanjangnya temporary government shutdown Amerika Serikat (AS). Diharapkan kondisi itu tidak memberi efek negatif yang besar terhadap perekonomian Indonesia.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan situasi ini sebagai yang terlama dalam sejarah dan diperkirakan memberi tekanan besar pada perekonomian AS maupun ekonomi global pada tahun depan.

“Ketidakpastian pasar keuangan global meningkat di tengah terjadinya temporary government shutdown dan arah suku bunga kebijakan moneter AS,” kata Perry, dalam konferensi pers RDG BI, di Jakarta, Rabu, 19 November 2025.

Ia menuturkan ketidakpastian global makin diperparah oleh kebijakan perang tarif yang tak kunjung mereda. Dampaknya, outlook pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 diproyeksikan lebih rendah dibandingkan dengan realisasi 2024.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia 2025 diperkirakan tetap sekitar 3,1 persen, lebih rendah dari realisasi pada 2024,” kata Perry.

Perry menjelaskan perlambatan ekonomi terjadi di sejumlah negara besar seperti Jepang, China, dan India seiring lemahnya permintaan domestik. Namun kondisi berbeda terjadi di kawasan Eropa yang justru mencatat pertumbuhan lebih tinggi dari perkiraan, terutama berkat konsumsi rumah tangga dan peningkatan investasi selama kuartal III/2025.

Ia menilai pelonggaran kebijakan moneter di kawasan tersebut ikut mendorong perbaikan kinerja ekonomi. Dengan berbagai dinamika itu, BI menekankan kewaspadaan terhadap gejolak global perlu terus ditingkatkan, terutama kombinasi faktor geopolitik, kebijakan AS, dan tensi perdagangan berpotensi menahan pemulihan ekonomi global lebih lama dari perkiraan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Izinkan Perubahan Nama PT Artha Dana Mandiri menjadi PT Artha Reinsurance Brokers
Next Post Penyaluran Kredit Lesu Lagi! BI Sebut Pelaku Usaha Masih ‘Ngerem’ Ekspansi

Member Login

or