Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan pergerakan pasar saham selama sepekan ke depan berpotensi terus melanjutkan penguatannya meski lebih terbatas karena sedikitnya hari perdagangan.
Melalui Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta menerangkan IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir ditutup menguat dengan pertumbuhan sebesar 0,38% ke level 6.818,57. Pendorong laju penguatan IHSG didorong oleh asing melakukan aksi buy pada saham big cap. Tercatat asing melakukan aksi Net Foreign Buy (All Market) sebanyak Rp3,11 triliun.
Sentimen pendorong indeks dari domestik, rilis data Cadangan Devisa Indonesia mengalami peningkatan sebesar US$145,2 miliar. Peningkatan itu, ditopang oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
|Baca juga: MARKET REVIEW: IHSG Terkoreksi 0,45%
Selain itu rilis data Penjualan Ritel yang meningkat sebesar 0,6% vs -0,6% pada bulan sebelumnya, dipicu oleh peningkatan tingkat konsumsi menjelang bulan Ramadan dan perayaan Idulfitri turut menjadi katalis positif.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang naik ke level 123,3, kurs Jisdor Rupiah yang menguat 277 poin dalam sepekan, dan IMF yang turut mempertahankan proyeksi GDP Indonesia 2023 di level 5% semakin meningkatkan persepsi positif investor terhadap solidnya fundamental domestik. Sedangkan sentimen dari global, jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran AS melonjak sebanyak 11.000 menjadi 239.000 dalam pekan yang berakhir per 8 April 2023.
Melihat pasar tenaga kerja AS menunjukkan pelunakan, kondisi ini dapat menjadi angin segar untuk The Fed. Sedangkan pada pasar Obligasi, Infovesta Govt. Bond Index meningkat sebesar +0,34% ke level 9.872,72. Sentimen penggerak utama untuk pasar obligasi yakni dari AS rilis data inflasi yang melandai ke level 5% yoy pada Maret 2023 dan melebihi ekspektasi pelaku pasar sebesar 5,2%.
Mengingat semakin melandainya inflasi AS di tengah potensi resesi perekonomian AS, diperkirakan membuat The Fed akan lebih bersikap menurunkan tensi kenaikan suku bunga FFR alias akan lebih bersikap dovish. Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan FFR sekali lagi sebesar 25 bps pada Rapat FOMC bulan Mei dan diperkirakan menjadi kenaikan FFR yang terakhir.
Menurut Infovesta, pergerakan indeks dalam sepekan ke depan pada pasar saham berpotensi terus melanjutkan tren penguatannya walau lebih terbatas karena sedikitnya hari perdagangan. Musim dividen akan mendorong laju pergerakan indeks. Sedangkan pada pasar obligasi, investor dapat terus mencermati laju pergerakan inflasi terutama secara historikal pada bulan Ramadan tren inflasi mengalami penguatan, sehingga dapat mempengaruhi pergerakan yield obligasi.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News