1
1

Pasar Saham Diperkirakan Bergerak Sideways Cenderung Melemah

Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi
Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan pasar saham diproyeksikan akan bergerak sideways pada pekan ini dengan kecenderungan melemah yang dipengaruhi oleh faktor domestik dan luar negeri.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta menerangkan IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir ditutup Bearish sebesar -0,57% ke level 6.856. Kondisi ini sejalan dengan penurunan beberapa kinerja Indeks Sektoral terutama sektor teknologi dan keuangan masing-masing sebesar -2,92% dan – 1,59%.

“Penurunan IHSG disebabkan oleh peningkatan risiko dari global yang mendorong asing melakukan aksi Net Sell pada beberapa saham yang mempunyai kapitalisasi besar. Sentimen dari global diantaranya dari AS, rilis data Indeks Harga PCE Inti AS yang mempengaruhi laju inflasi belakangan ini kembali memanas.”

|Baca juga: Infovesta: Pasar Saham Sepekan Ini Diramal Bergerak Sideways 

Indeks Harga PCE inti melonjak sebesar +0,6% pada Januari 2023 (vs 0,4% pada bulan sebelumnya), serta diluar ekspektasi pelaku pasar. Laporan tersebut menambah kekhawatiran pelaku pasar bahwa The Fed mungkin harus mempertahankan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama untuk mengatasi tekanan inflasi yang Kembali memanas.

Sedangkan pada pasar Obligasi, Infovesta Gov. Bond Indeks dalam sepekan terakhir menguat tipis sebesar +0,07% ke level 9.778. Sentimen penggerak pasar obligasi, sinyal The Fed pada pertemuan FOMC berpotensi kembali melakukan pengetatan suku bunga FFR. Hampir semua pejabat setuju bahwa kenaikan target suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan selanjutnya.

Meskipun ada juga beberapa pejabat The Fed yang lebih condong menaikan suku bunga lebih agresif sebesar 50 bps mengingat inflasi yang masih jauh dari target The Fed sebesar 2% serta tanda-tanda inflasi belakangan ini kembali meningkat. “Pada pekan depan, pasar diproyeksikan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah.”

Dari domestik pasar akan menantikan data inflasi periode Februari yang diprediksi naik ke 5,42%yoy dari 5,28%yoy. Sedangkan dari global pasar akan dibayangi serangkaian data indikator manufaktur China, AS, dan zona Eropa serta update testimoni terbaru beberapa pejabat The Fed yang sedikit banyak akan mempengaruhi kekhawatiran pasar sehingga dapat memicu asing melakukan aksi net sell pada pasar saham domestik. Sentimen tersebut juga, mempengaruhi laju pergerakan pasar obligasi kedepannya terutama pada pergerakan yield obligasi.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MARKET REVIEW: Minim Katalis, IHSG Bergerak Flat
Next Post IHSG Diperkirakan Terkoreksi, Cermati 4 Saham Ini!

Member Login

or