1
1

Pasar Saham Diperkirakan Sideways, Investor Bisa Buy on Weakness

Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan pergerakan pasar saham (IHSG) berpotensi akan bergerak sideways sehingga investor saham diharapkan dapat memanfaatkan momen buy on weakness.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Selasa, 9 Mei 2023, Tim Riset Infovesta menjelaskan kinerja IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir terkoreksi cukup dalam sebesar -1,85% ke level 6.787,63. Penurunan indeks dipengaruhi oleh aksi foreign outflow pada beberapa saham big caps akibat dari selesainya masa ‘cum dividen’ beberapa emiten big caps dan masih tingginya risiko dari AS seperti sulitnya negosiasi kenaikan plafon utang yang tak kunjung mencapai kesepakatan sehingga berpotensi meningkatkan risiko gagal bayar pemerintah AS.

|Baca juga: Ditopang Ekonomi Domestik, Pasar Saham dalam Tren Bulish 

Dari sisi fundamental domestik, data ekonomi terbaru menunjukkan kondisi Indonesia masih solid yakni di antaranya kenaikan indeks S&P Global Manufacturing PMI ke level 52,7 dari 51,9 serta rilis inflasi periode April yang berlanjut turun ke 4,33%yoy dari 4,97% yoy. Selain itu rilis PDB Indonesia kuartal I/2023 tumbuh 5,03% yoy dan di atas konsensus pasar sebesar 4,95% yoy.

Walaupun secara kuartalan pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -0,92%, masih lebih baik dibanding ekspektasi pasar. Sedangkan sentimen dari global cenderung dipengaruhi oleh AS. Selain karena peningkatan risiko akibat isu gagal bayar pemerintah AS, risiko lainnya berasal dari masih beragamnya data tenaga kerja AS, yakni di satu sisi rilis PMI Manufaktur AS turun dan tingkat jumlah orang AS yang mengajukan tunjangan pengangguran mingguan naik, namun di sisi lain data rata-rata upah per jam dan non-farm payrolls justru meningkat.

Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Gov Bond Index dalam sepekan meningkat +0,40% ke level 9.929,65. Sentimen penggerak pasar dari domestik utamanya berasal dari rilis data inflasi tahunan yang melandai sedangkan sentimen dari global yakni The Fed yang kembali menaikkan suku bunga FFR sebesar 25 bps ke level 5%-5,25% (sesuai konsensus pasar) serta Pejabat The Fed berjanji untuk tidak menaikkan level suku bunga FFR dan bersikap dovish untuk ke depannya. “Sehingga menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi,” katanya.

Pergerakan indeks dalam sepekan ke depan, pada pasar saham (IHSG) berpotensi akan bergerak sideways. Investor saham diharapkan dapat memanfaatkan momen buy on weakness. Sedangkan pada pasar obligasi diprediksi masih melanjutkan pergerakan positif dalam rentang terbatas, pelaku pasar obligasi akan wait and see terhadap rilis data inflasi AS yang diproyeksi cenderung stagnan di kisaran 5% yoy.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peningkatan Signifikan Pada Keuangan China Re di Kuartal I/2023
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi YTD 5 Mei 2023

Member Login

or