1
1

Pasar Saham Lanjutkan Bullish, Investor Bisa Manfaatkan January Effect

Bursa Saham Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan pada pekan perdana 2024 pergerakan IDX Composite (IHSG) diproyeksi melanjutkan tren bullish. Investor dapat memanfaatkan momentum volatile-nya indeks di awal tahun serta memanfaatkan fenomena January Effect.

Sedangkan pada pasar obligasi, investor dapat mengurangi porsi SBN dengan tenor pendek dan mulai melakukan akumulasi pada SBN dengan tenor panjang.

Melalui Weekly Mutual Funds Update, Selasa 2 Januari 2024, Tim Riset Infovesta memaparkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +0,49% ke level 7.272,80. Posisi asing mencatatkan net buy sebanyak Rp2,32 triliun. Sedangkan pada saham, net buy asing terbesar yakni BBCA (Rp353,7 miliar), BBRI (Rp110,9 miliar), dan FILM (Rp110,0 miliar). “Sentimen dari domestik terlihat minim katalis.”

|Baca juga: Pasar Saham Asia-Pasifik Bervariasi di Awal Perdagangan 2024

Pergerakan indeks menjelang akhir tahun diprediksi lebih digerakkan oleh fenomena Santa Claus Rally, yakni fenomena yang menggambarkan kenaikan di pasar saham pada minggu terakhir bulan Desember. Hal ini tercermin pada pergerakan IHSG mencatatkan pertumbuhan sebesar +2,71% MoM. Sentimen dari global, rilis indeks laba industri China tumbuh membaik (Nov: -4,4% yoy; Oct: -7,8% yoy).

Di tengah pertumbuhan ekonomi China yang masih cukup lambat pasca-reopening China, tetapi secara kinerja industri telah terjadi perbaikan earnings growth. Upaya pemerintah China dalam mendukung industri dengan memberikan suntikan stimulus telah berhasil memberikan gairah pada aktivitas industri. Sentimen dari AS, rilis data indeks penjualan rumah AS tumbuh meningkat (Oct: 6,3% ; Sep: 6,2%). Melihat jumlah ketersediaan rumah yang semakin terbatas, serta orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan rumah, hal ini mendorong harga rumah yang semakin naik.

Di sisi lain, laju suku bunga FFR yang tinggi juga telah mendorong laju suku bunga pinjaman hipotek (KPR) di level yang tinggi. Sentimen penurunan suku bunga FFR ke depannya akan menjadi kunci penghematan pembiayaan sebesar US$300/bulan jika penurunan laju suku bunga FFR pada tahun 2024 sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar. Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Govt. Bond Index tumbuh bullish sebesar +0,21% ke level 10.138,45 poin.

Kurs Rupiah terhadap US Dollar terapresiasi sebesar 0,32% ke level Rp 15.439. Sinyal bullish masih tetap berlanjut terutama dipicu oleh sikap Bank Indonesia yang sudah cukup menahan laju suku bunga di level tertinggi dan besar kemungkinan BI akan mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua tahun depan.

Serta sentimen dari global, melihat rilis beberapa data inflasi AS terbaru menunjukan perlambatan dan angka ketenagakerjaan AS tetap dalam tren perlambatan, tercermin pada jumlah klaim terbaru tunjangan pengangguran meningkat sebesar 12.000 menjadi 218.000 orang (23/12). Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan melakukan 3 kali penurunan FFR sebesar 75bps di tahun 2024. Sinyal dot Plot terbaru menunjukan the Fed akan mulai memangkas suku bunga paling cepat pada kuartal I/2024.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Begini Harapan Sri Mulyani untuk Kementerian Keuangan di 2024
Next Post Pendapatan Premi Asuransi Jiwa di India Tumbuh 12,98% di 2023

Member Login

or