1
1

Pasar Volatile, Investor Disarankan Wait and See

Pialang saham sedang berada di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi
Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menyarankan investor pasar saham untuk dapat memperhatikan pergerakan IHSG terutama potensi akan ada aksi taking profit. Sementara itu untuk pasar obligasi, investor diharapkan wait and see terutama adanya sentimen The Fed yang akan memperlambat pengetatan kebijakan moneternya di akhir tahun.

Melalui Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta Utama menerangkan dalam sepekan terakhir, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan bergerak mixed ditutup ke level 7.053 dengan pertumbuhan menurun sebesar -0,41%.

|Baca juga: IHSG Kembali Koreksi, Cermati 4 Saham Ini

“Pergerakan IHSG yang volatile itu karena saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang mempunyai bobot 6% terhadap bobot Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sejalan dengan periode penguncian saham atau lock up periode saham seri A GOTO yang kembali dibuka. Hal itu, membuat panik selling saham GOTO yang membuat saham GOTO ke level auto rejection bawah (ARB),” jelasnya.

Kemudian, adanya rilis data PMI Manufaktur Global Indonesia S&P melandai di level 50.3 poin pada November 2022 dibandingkan pada Oktober di level 51.8 poin. Melandainya PMI itu, dikarenakan output dan pesanan baru tumbuh pada tingkat yang lebih lambat, serta permintaan asing menyusut karena peningkatan kasus Covid-19.

Sedangkan sentimen dari global, aksi protes kebijakan Zero Covid Policy di China. Hal itu, membuat protes massal terbesar yang pernah dilihat China dalam beberapa dekade. Dampak kebijakan itu, membuat banyak orang sudah kehilangan pekerjaan dan bisnisnya.

Dari pasar obligasi, Infovesta Government Bond Indeks menguat 0,59% di level 9.629 dalam sepekan. Rilis data tingkat inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 5,42% pada November dibandingkan Oktober sebesar 5,71%. Penurunan inflasi itu, dikarenakan penurunan harga makanan dan transportasi.

Sedangkan The Fed diperkirakan akan mengambil langkah dovish dengan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 BPS dan Ketua Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa The Fed dapat memoderasi ukuran dolar AS, serta kenaikan suku bunga paling cepat pada Desember 2022.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post JDL Express Siap Melayani Pelanggan Pada Harbolnas
Next Post Bank Aladin Jadi Sponsor Persib Bandung

Member Login

or