Pada saat yang sama, Pefindo juga afirmasi peringkat untuk obligasi III dan obligasi IV di idAAA(gg) serta Sukuk Mudharabah I di idAAA(sy)(gg). Melalui keterangan resminya, Pefindo menerangkan prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil.
Peringkat perusahaan mencerminkan peran penting WSKT kepada pemerintah, posisi pasar yang kuat, dan keuntungan yang dimiliki sebagai perusahaan konstruksi milik negara. Namun, peringkat dibatasi oleh profil likuiditas yang lemah, metrik kredit yang lemah, dan lingkungan bisnis yang cukup fluktuatif pada industri konstruksi.
|Baca juga: Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo, Peringkat Waskita Karya (WSKT) Ditegaskan idBBB
Peringkat idAAA(gg) mencerminkan penjaminan penuh, tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali dari pemerintah Indonesia atas obligasi III, obligasi IV, dan Sukuk Mudharabah I yang diterbitkan oleh WSKT.
Peringkat dapat dinaikkan jika WSKT memperbaiki leverage keuangan dan rasio cakupan utang secara berkelanjutan didukung oleh backlog kontrak yang kuat yang memberikan visibilitas pendapatan selama beberapa tahun ke depan. Peringkat dapat diturunkan jika dipercaya bahwa terjadi penurunan tingkat dukungan pemerintah kepada WSKT.
Akses yang jauh lebih lemah ke sumber pendanaan eksternal, terutama dengan bank-bank milik pemerintah, juga dapat menurunkan peringkat karena akan mengurangi kemampuan WSKT dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, sehingga berpotensi menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek dan mengakibatkan pada profitabilitas yang lebih rendah. Akses yang lebih lemah ke pendanaan eksternal juga akan membuat WSKT menghadapi risiko likuiditas dan pembiayaan kembali yang lebih tinggi. Peringkat juga dapat diturunkan jika terjadi penurunan dalam pencapaian kontrak baru yang substansial, yang berdampak pada visibilitas pendapatannya WSKT yang tidak memadai.
WSKT merupakan salah satu perusahaan konstruksi terbesar di tanah air yang bergerak di bidang penyediaan pekerjaan konstruksi dengan kontribusi lebih dari 88% dari pendapatannya dalam semester pertama 2022. Bisnis lainnya meliputi beton pracetak, pabrikasi baja, jalan tol, properti, dan energi. Pada 30 Juni 2022, 75,35% saham dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan sisanya dimiliki publik.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News