Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idBBB+ untuk PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), Obligasi Berkelanjutan I, dan MTN I serta merevisi prospek untuk peringkat perusahaan menjadi “CreditWatch dengan implikasi negatif” dari “stabil”.
Dikutip dari keterangan resminya, Pefindo menjelaskan bahwa perubahan outlook ini menyusul rencana PSAB untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 27 Januari 2023 untuk mendapatkan persetujuan atas rencana Perusahaan merestrukturisasi beberapa surat utang yang akan jatuh tempo di tahun 2023.
Jika PSAB gagal mendapatkan persetujuan RUPO, maka Pefindo menilai akan terjadi peningkatan risiko pembiayaan kembali dan likuiditas terutama terkait dengan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2020 senilai Rp569,65 miliar yang akan jatuh tempo pada 14 Februari 2023.
|Baca juga: MTN senilai Rp400 Miliar Milik J Resources Diganjar Peringkat idBBB+
Peringkat mencerminkan sumber daya dan cadangan tambang Perusahaan yang cukup besar, ekspektasi terhadap biaya tunai produksi yang rendah dari proyek baru, dan permintaan emas yang tinggi. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan Perusahaan yang agresif, eksposur terhadap fluktuasi harga emas, serta risiko terkait pengembangan tambang yang belum menghasilkan.
Ketidakmampuan PSAB untuk mengatasi risiko pembiayaan kembali dan likuiditas yang meningkat dalam beberapa minggu mendatang dapat berdampak pada penurunan peringkat. Prospek Perusahaan dapat direvisi menjadi stabil apabila Perusahaan berhasil untuk menyelesaikan isu tersebut.
PSAB didirikan pada tahun 2002 dengan nama PT Pelita Sejahtera Abadi dan memulai operasi tambang pada tahun 2012 setelah mengakuisisi aset dari Avocet Mining. Operasi Perusahaan meliputi eksplorasi, pertambangan, dan pengolahan emas.
Perusahaan mempunyai aset pertambangan yang terdiversifikasi di Indonesia (Seruyung, Kalimantan Utara; Bakan, Lanut, dan Doup di Sulawesi Utara) dan Malaysia (Penjom). Perusahaan mempunyai dua tambang yang berproduksi dan satu tambang dalam tahap konstruksi. Per tanggal 30 September 2022, pemegang saham Perusahaan adalah Jimmy Budiarto (92,50%), Sanjaya J (0.02%), dan publik (7.48%).
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News