Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat “idAAA” untuk PT Bank BTPN Tbk (BTPN). Prospek untuk peringkat perusahaan adalah “stabil”. Obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo.
Berdasar keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Kamis, 20 Mei 2021, Pefindo menerangkan bahwa kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior. Peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari Induk, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC, peringkat “A/Stabil” dari Standard & Poor’s), profil permodalan yang sangat kuat, posisi pasar yang kuat, dan indikator kualitas aset yang kuat.
|Baca juga: Adi Sarana Armada (ASSA) dapat Kredit Rp275 M dari BTPN
Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat persaingan yang ketat di industri perbankan. Peringkat dapat diturunkan jika Pefindo melihat adanya penurunan dukungan dan kepemilikan atas BTPN yang material oleh SMBC. Peringkat juga dapat berada dalam tekanan bila ada penurunan yang material atas profil bisnis dan kualitas aset perusahaan.
“Kami berpandangan bahwa pandemi Covid-19 telah meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan dengan menyebabkan penurunan bisnis yang substansial di hampir semua sektor, yang mengakibatkan permintaan pinjaman dan layanan perbankan lainnya lebih rendah.”
Perlambatan bisnis juga telah melemahkan kemampuan pembayaran debitur. Meskipun masalah fundamental kualitas aset dapat diatasi melalui proses restrukturisasi, sebagaimana diatur dalam POJK 48/2020, pelemahan lebih lanjut dapat memberikan tekanan pada indikator profitabilitas dan likuiditas bank. Secara keseluruhan, Pefindo berpendapat bahwa dampak Covid-19 ke industri perbankan tergolong dapat dikendalikan, didukung oleh keaktifan dalam mengelola manajemen aset liabilitas, cadangan likuiditas yang memadai termasuk tambahan likuiditas yang berasal dari penurunan tarif giro wajib minimum, dan hanya sedikit tekanan terhadap risiko penarikan dana pihak ketiga.
|Baca juga: Mampu Lunasi Utang Obligasi, LPEI Diganjar Peringkat idAAA
“Kami menilai dampak dari Covid-19 terhadap profil kredit BTPN secara keseluruhan masih dapat dikelola, didukung oleh dukungan yang sangat kuat dari induk, profil permodalan dan likuiditas yang sangat kuat, posisi usaha yang kuat di industri perbankan khususnya di segmen korporasi, pensiunan, dan usaha kecil menengah (UKM).”
Meskipun bank memiliki eksposur yang besar pada sektor-sektor terdampak oleh Covid-19 seperti industri rumah tangga (di luar kredit pensiun), industri pengolahan, perusahaan pembiayaan, dan perdagangan, yang mewakili sekitar 52,6% dari total kredit bank per 31 Maret 2021, namun risiko-risiko tersebut secara sebagian dimitigasi oleh pendekatan underwriting bank yang konservatif dan kebijakan pemantauan kredit yang kuat.
|Baca juga: Obligasi Jatuh Tempo Bank Sulselbar Ditegaskan idA+
Pefindo akan memantau secara ketat dampak Covid-19 ini terhadap kinerja dan profil kredit BTPN secara menyeluruh. BTPN adalah bank komersial yang juga dikenal dalam bisnis kredit pensiunan dan usaha kecil menengah (UKM).
Sebagai anggota SMBC Grup, BTPN memiliki kehadiran perbankan korporasi yang kuat terhadap perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia, perusahaan multinasional, dan perusahaan korporasi lokal yang besar. Per 31 Maret 2021, pemegang saham BTPN adalah SMBC (92,43%), PT Bank Central Asia Tbk (1,02%), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (0,15%), saham tresuri (1,17%), dan publik (5,23%).
Kegiatan operasional bank didukung oleh 19.402 pegawai, jaringan kantor yang terdiri dari 520 kantor cabang, cabang pembantu, payment points, kantor fungsional, dan juga termasuk 227 ATM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News