Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat “idA+” untuk PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan & Sulawesi Barat (Bank Sulselbar), Obligasi Berkelanjutan I/2016, Obligasi Berkelanjutan II/2018, dan Obligasi Berkelanjutan II/2020. Pefindo juga menegaskan peringkat “idA+(sy)” untuk Sukuk Mudharabah II/2016. Outlook peringkat tersebut adalah “Stabil”.
Melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Rabu, 30 Juni 2021, Pefindo memaparkan bahwa obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.
|Baca juga: Obligasi Jatuh Tempo Bank Sulselbar Ditegaskan idA+
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idA(sy) mengindikasikan bahwa kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dalam kontrak pendanaan syariah relatif dibanding emiten Indonesia lainnya adalah kuat. Namun demikian, mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan instrumen yang peringkatnya lebih tinggi.
Tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan. Peringkat tersebut mencerminkan pasar captive Bank di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, kualitas aset yang sangat kuat, dan permodalan bank yang sangat kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh sumber pendanaan yang terkonsentrasi dari pemerintah daerah dan institusi, dan semakin ketatnya kompetisi di segmen kredit produktif.
“Peringkat tersebut dapat dinaikkan jika Bank Sulselbar mampu meningkatkan posisi usaha dan struktur pendanaan secara signifikan dan berkelanjutan, dengan tetap menjaga kinerja keuangan yang sangat kuat. Peringkat tersebut dapat diturunkan jika perusahaan mengalami penurunan yang material pada kinerja keuangan.”
|Baca juga: Asuransi ASEI Gandeng Bank Sulselbar
Pefindo berpandangan bahwa Covid-19 meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan, dengan menyebabkan penurunan bisnis yang substansial di hampir semua sektor, mengakibatkan permintaan kredit dan layanan perbankan lainnya yang lebih rendah. Perlambatan bisnis juga melemahkan kemampuan pembayaran debitur, dengan penurunan kualitas aset yang juga memberikan tekanan tambahan pada profitabilitas dan likuiditas bank.
“Kami berpandangan bahwa dampak Covid-19 terhadap profil kredit Bank Sulselbar secara keseluruhan tetap moderat, didukung oleh produk inti kredit konsumen untuk pegawai negeri sipil (PNS) yang mendominasi pada 76,9% dari seluruh portofolio kredit.”
Kredit PNS tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi, karena pembayaran angsuran langsung dipotong dari gaji pegawai negeri. Segmen ini mendukung pendapatan dan arus kas bank di tengah pandemi, dan bertindak sebagai bantalan atas potensi penurunan kualitas aset pada sektor yang terdampak pandemi.
Didirikan pada tahun 1961, Bank Sulselbar adalah bank pembangunan daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Bank bergerak dalam bidang perbankan komersial dengan sebagian besar layanan diarahkan ke Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat beserta karyawan mereka. Pada 31 Maret 2021, 33,8% saham bank dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, 2,1% oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, dan sisanya 64,1% oleh Koperasi Karyawan dan Pemerintah Kota dan Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News