1
1

Pemerintah Perkirakan Ekonomi Kuartal III/2021 Tumbuh 4,5 Persen

Kemacetan di Ibu Kota saat jam pulang kantor. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2021 berada pada kisaran 4,5 persen, yang ditopang oleh konsumsi masyarakat yang masih kuat, meningkatnya aktivitas investasi, masih kuatnya kinerja ekspor didorong berlanjutnya tren harga komoditas, serta pemulihan yang merata di berbagai wilayah.

“Kinerja ekonomi kita dengan perbaikan ini memberikan suatu optimisme untuk merevisi kuartal ketiga kita, outlook pertumbuhan dari kuartal ketiga kita membaik menjadi 4,5 persen, memang dibanding kuartal kedua menurun, tapi kalau dilihat kuartal ketiga kita mengalami Delta varian yang begitu sangat tinggi. Hal itu yang menyebabkan adanya koreksi terhadap pemulihan ekonomi kita di kuartal ketiga namun koreksi tidak terlalu dalam,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani, pada konferensi pers virtual APBN KiTa edisi Oktober 2021, Senin ,25 Oktober 2021. 

Sri Mulyani juga menyampaikan untuk keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan akan mencapai 4,0 persen. “Kinerja untuk kuartal keempat tetap akan berpotensi rebound namun mungkin lebih normal dan tentu rebalancing dari berbagai kegiatan ekonomi seperti di China, Amerika Serikat, dan Eropa akan mempengaruhi outlook di kuartal keempat dan terutama untuk tahun depan”. 

Menurut Sri Mulyani, berbagai indikator dini perekonomian nasional mengalami peningkatan kembali pada September 2021 seperti ditunjukkan oleh PMI Manufaktur telah kembali memasuki zona ekspansif di angka 52,2 meningkat dari 43,7 di Agustus, konsumsi listrik, penjualan kendaraan bermotor, demikian pula dengan berbagai indeks antara lain keyakinan konsumen, penjualan ritel, dan belanja Bank Mandiri.

Aktivitas investasi dalam tren positif, ditunjukkan oleh konsumsi semen yang meningkat dan impor besi baja juga tetap positif. Selain itu impor tumbuh cukup tinggi untuk bahan baku dan barang modal mendukung aktivitas produksi nasional.

|Baca juga: Pemerintah Incar Pertumbuhan Ekonomi 5,5%, Ini Pokok-Pokok RAPBN 2022

Penguatan indikator-indikator tersebut memberikan sinyal menguatnya kembali aktivitas konsumsi dan investasi domestik, di tengah inflasi yang masih relatif rendah di kisaran 1,6 persen yoy.

Surplus neraca perdagangan pada September 2021 yang masih kuat, tercatat US$4,37 miliar, ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh 47,6 persen yoy, sementara impor tumbuh 40,3 persen yoy. Posisi cadangan devisa tercatat US$146,9 miliar, jauh di atas standar batas kecukupan internasional.

Menguatnya kinerja ekonomi nasional telah mendorong berlanjutnya peningkatan kinerja APBN. Per September 2021, Penerimaan Negara mencapai Rp1.354,8 triliun (77,7 persen dari target), tumbuh kuat sebesar 16,8 persen (yoy), ditopang oleh meningkatnya penerimaan perpajakan, kepabeanan dan cukai (BC) dan PNBP. Peningkatan Penerimaan Negara tersebut seiring pemulihan aktivitas ekonomi, peningkatan ekspor impor, dan tren kenaikan harga komoditas.

Dari sisi eksternal, pemulihan ekonomi global juga masih menunjukkan rebound yang kuat seiring kasus Covid global semakin melandai dan kecenderungan reopening yang meluas. 

Secara detail, kasus harian Covid-19 global sudah turun 39% dari puncak gelombang varian delta di Agustus. Reopening dan vaksinasi diharapkan mendorong pemulihan, meski harus tetap waspada.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh OECD dan IMF untuk 2021 masih solid masing-masing 5,7 persen dan 5,9 persen meski risiko meningkat, setelah kontraksi -3,1% di 2020.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Defisit APBN 2021 per September 2021 Capai Rp450 Triliun
Next Post AFPI, AFTECH, dan KADIN Dukung Polri Tindak Tegas Pinjol Ilegal

Member Login

or