Media Asuransi, JAKARTA – Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dapat berlangsung hanya satu putaran.
“Kalau merujuk kecenderungan sejumlah survei, sepertinya Pemilu besok hanya akan satu putaran saja,” ujarnya, ketika diwawancarai Media Asuransi, Selasa, 13 Februari 2024.
Namun, Lucius tak menampik bahwa angka yang dipaparkan oleh lembaga survei sedikit berbanding terbalik dengan situasi politik yang sedang terjadi pada saat ini. “Akan tetapi harus diakui angka yang dipaparkan lembaga survei seperti terasa berbanding terbalik dengan hawa atau situasi politik sebagaimana terpampang di media sosial umumnya,” ucapnya.
“Perbincangan yang mendominasi media sosial cenderung memerlihatkan sentimen negatif terhadap calon yang oleh sejumlah lembaga survei dinyatakan sebagai pemegang tiket kemenangan satu putaran,” tambah Lucius.
|Baca juga: Nilai Transaksi Saham Rerata BRIS Melonjak Jadi Rp115,93 Miliar
Lucius menilai peran media sosial dalam masa kampanye sangat efektif. Namun demikian, harus diakui realitas media sosial tidak bisa menjadi tolok ukur dalam kecenderungan pemilih di semua daerah.
“Sementara angka lembaga survei diperoleh dengan memerhatikan jumlah sampel yang merepresentasikan jumlah pemilih dan sebarannya,” ujarnya.
Dirinya mengakui dalam situasi ini terjadi sebuah kontradiksi antara survei dan gambaran umum di jagat maya. Apalagi angka tertinggi menurut survei yang menyimpulkan Pemilu satu putaran baru di seputaran 50 persen dan angka itu terlihat stagnan.
“Sentimen negatif yang terus memenuhi laman medsos mungkin saja akan bisa mengubah peta yang disimpulkan lembaga survei,” ucapnya.
Lucius merinci, jika pemilih mengambang berada pada angka 5-7 persen atau delapan persen maka artinya ada kemungkinan sentimen negatif akan menggerogoti capaian survei 50 persen. “Karena itu saya kira sih penting untuk menunggu hasil perhitungan cepat besok,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
