Melalui Daily Write Up Macro Update – 2Q22 GDP review: Stronger-than-expected growth, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan PDB Indonesia tumbuh mencapai 5,4% YoY pada 2Q22 (lebih tinggi dibandingkan perkiraan konsensus yang sebesar 5,2%). Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan mobilitas masyarakat, imunitas yang lebih baik di tengah pandemi yang sedang berlangsung, dan kinerja ekspor yang solid.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat di 2Q22 (+5,5% YoY, +2,4% QoQ). “Kami memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh lebih cepat lagi pada 3Q22 menjadi 5,6% YoY.”
|Baca juga: Konsumsi dan Investasi Bakal Topang Pemulihan Ekonomi Indonesia
Sesuai dengan perkiraan, terang Rully, kinerja ekspor tumbuh cukup tinggi pada 2Q22 sebesar 19,7% YoY didukung oleh kenaikan harga komoditas, yaitu batu bara dan CPO. Di sisi lain, pertumbuhan impor secara melambat menjadi 12,3% YoY. Sementara itu pertumbuhan belanja pemerintah mengalami kontraksi sesuai perkiraan, sebesar 5,2% YoY menjadi Rp199,6 triliun, mengikuti kontraksi 7,6% YoY di 1Q22. Pertumbuhan investasi melambat di luar perkiraan, hanya mencapai 3,1% YoY menjadi Rp876,9 triliun (vs 4,1% YoY di 1Q22).
Dengan kinerja ekonomi 1H22 yang kuat, Rully percaya pemulihan ekonomi akan berlanjut di 2H22 di tengah berbagai tantangan, didukung oleh penanganan pandemi yang lebih efektif, mobilitas masyarakat yang terus membaik serta kebijakan yang akomodatif dari pemerintah dan BI. “Kami memperkirakan pertumbuhan setahun penuh Indonesia sebesar 5,1% tahun ini (vs 3,7% pada tahun 2021).”
Ketidakpastian ekonomi global akan terus menjadi tantangan terbesar bagi pemulihan Indonesia di 2H22, terutama karena dua negara tujuan ekspor terbesar (AS dan Tiongkok) diperkirakan akan mengalami perlambatan sepanjang tahun ini.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News