Media Asuransi, GLOBAL – Analisis terbaru Bloomberg Intelligence menunjukkan pemulihan margin yang berkelanjutan bagi perusahaan asuransi Eropa semakin menantang. Premi perlu meningkat secara nyata dalam hal nilai riil guna mencegah erosi, setelah biaya naik tiga kali lipat menjadi 10,9 persen pada tahun lalu dari 3,5 persen pada 2022.
Mengutip Reinsurance News, Selasa, 14 Mei 2024, Bloomberg Intelligence mencatat sebagian besar biaya yang dialami perusahaan asuransi bersifat tetap dan terus meningkat akibat inflasi yang tinggi.
|Baca: IHSG Diprediksi Mixed, Ajaib Rekomendasikan Saham MEDC, EMTK, INKP
Pada 2023, volume premi meningkat rata-rata sebesar 7,5 persen, mengikuti pergeseran sebesar 3,8 persen pada 2022 yang diakibatkan oleh penurunan akibat covid-19. Namun, Bloomberg Intelligence menjelaskan, performa baru-baru ini terbilang bervariasi.
Meskipun pertumbuhan premi rata-rata melebihi pertumbuhan biaya pada 2018-2019, yang membalikkan performa 2017, namun volume premi kemudian turun sebesar 3,5 persen pada 2020 dibandingkan dengan lonjakan biaya sebesar 3,9 persen.
Biaya naik lebih cepat
Analis Senior Industri Asuransi Bloomberg Intelligence Kevin Ryan mengatakan industri asuransi secara historis berjuang dengan masalah yang signifikan yakni biaya naik lebih cepat daripada premi. “Ini menempatkan tekanan konstan pada margin underwriting. Namun, situasinya berbalik pada 2018 dan berlanjut hingga 2019,” ujarnya.
Ryan menambahkan pandemi memengaruhi 2020, tetapi 2021 melihat pemulihan dengan premi bersih melampaui total biaya. Momentum ini baru saja dipertahankan pada 2022. Namun, pada 2023 dan dengan diterapkannya IFRS 17, biaya kembali naik lebih cepat daripada premi.
Lebih lanjut, analisis ini menyoroti perusahaan asuransi harus mengatasi tantangan pemulihan margin yang semakin sulit, dengan memerhatikan keseimbangan antara pertumbuhan premi dan kontrol biaya agar tetap menguntungkan dalam lingkungan yang terus berubah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News