1
1

Pendapatan Kontribusi Asuransi Syariah Tumbuh 32,91% dalam 5 Tahun Terakhir

Prospek Industri Asuransi Syariah. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mencatat selama 5 tahun terakhir, terjadi tren pertumbuhan yang menarik dalam pendapatan kontribusi dan beban klaim perusahaan asuransi syariah.

Dikutip dari Publikasi Data Perkembangan Industri Asuransi Syariah 5 Tahun 2018-2022 yang diterbitkan oleh AASI, pada akhir tahun 2018, pendapatan kontribusi asuransi syariah mencapai Rp7,93 triliun, yang mengalami peningkatan sekitar 5,66% pada tahun 2019 menjadi Rp8,38 triliun. Pertumbuhan ini berlanjut pada tahun 2020, dengan kenaikan sekitar 11,26% menjadi Rp9,32 triliun.

Namun, pada tahun 2021, meskipun pendapatan kontribusi tetap relatif stabil di Rp9,21 triliun, terjadi perubahan signifikan dalam beban klaim, yang melonjak sekitar 122,07% menjadi Rp5,06 triliun. Tahun 2022 mencatatkan pertumbuhan yang lebih lanjut dalam pendapatan kontribusi, mencapai Rp10,54 triliun, sementara beban klaim mengalami penurunan sekitar 12,44% menjadi Rp4,43 triliun.

Dalam periode 2018-2022, terlihat bahwa pendapatan kontribusi (premi yang diterima dari nasabah) secara keseluruhan mengalami peningkatan yang signifikan. Di sisi lain, beban klaim (jumlah uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada nasabah sebagai klaim) juga mengalami peningkatan, meskipun dengan fluktuasi tahunan yang berbeda-beda.

|Baca juga: Nilai Aset Industri Asuransi Syariah pada 2022 Naik 2,32% Jadi Rp43,01 Triliun

“Terlihat bahwa perusahaan asuransi syariah mengalami pertumbuhan baik dalam hal pendapatan kontribusi maupun beban klaim selama periode tersebut,” tulis AASI.

Menurut AASI, pertumbuhan ini bisa disebabkan oleh meningkatnya kesadaran akan perlunya perlindungan asuransi, ekspansi bisnis, serta inovasi dalam produk dan layanan. Adanya perbedaan antara pendapatan kontribusi dan beban klaim menunjukkan bahwa perusahaan mungkin telah melakukan manajemen risiko yang baik dan selektif dalam proses underwriting.

Proses underwriting yang cermat membantu perusahaan memilih risiko yang tepat untuk diasuransikan, sehingga risiko klaim yang tinggi dapat dikelola dengan lebih baik. Meskipun ada peningkatan umum dalam pendapatan kontribusi dan beban klaim dari tahun ke tahun, fluktuasi tahunan yang signifikan dalam beberapa tahun mungkin mengindikasikan adanya faktor-faktor eksternal yang memengaruhi hasil keuangan, seperti perubahan kondisi pasar atau perubahan regulasi.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Staf Ahli Menteri PUPR Terpilih Jadi Ketua Umum IATPI
Next Post Pefindo Tegaskan Peringkat Timah (TINS) idA Outlook Stabil

Member Login

or