Media Asuransi, JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), perusahaan real estat dan layanan kesehatan terbesar berdasarkan total aset dan pendapatan, pada periode sembilan bulan 2022 membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,3% dibandingkan triwulan II menjadi Rp3,7 triliun.
Laba bruto dan EBITDA juga mengalami pertumbuhan dibandingkan triwulan II yaitu sebesar 8,3% menjadi Rp1,6 triliun dan 3,8% menjadi Rp704 miliar. Pertumbuhan tersebut didorong oleh berlanjutnya kinerja dari segmen kesehatan dan segmen gaya hidup. Kenaikan beban pajak dan beban lainnya mengakibatkan penurunan NPAT sebesar 12,9% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi -Rp720 miliar.
Dikutip dari keterangan resmi perseroan, sampai dengan akhir September 2022, LPKR menorehkan pendapatan sebesar Rp10,5 triliun atau menurun sebesar 7,0% dibandingkan pendapatan yang sudah dinormalisasi pada periode yang sama tahun 2021. Hal ini diakibatkan oleh pendapatan yang relatif lebih rendah dari segmen real estat dan pendapatan yang sangat tinggi dari segmen kesehatan pada tahun 2021. Kinerja yang semakin baik dari segmen gaya hidup dapat menutup sebagian dari penurunan tersebut.
|Baca juga: Prapenjualan Naik, Fitch Afirmasi Peringkat Lippo Karawaci (LPKR) B-/BBB- Stabil
Pada periode 9M22, LPKR berhasil meningkatkan underlying NPAT sebesar 6,1% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi -Rp 769 miliar, sedangkan NPAT turun 65,9% menjadi -Rp1,93 triliun. Penurunan NPAT ini sebagian besar diakibatkan oleh rugi selisih kurs (unrealized) karena nilai Rupiah yang terdepresiasi terhadap USD.
Namun demikian, LPKR telah memiliki posisi lindung nilai USD terhadap Rupiah dari Rp15,000 hingga Rp17,500 untuk sebagian besar eksposur USD guna meminimalkan dampak lebih lanjut. Jika mengecualikan penempatan dana yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp530 miliar, maka arus kas dari aktivitas operasional telah meningkat secara substansial sebesar 99,1% menjadi -Rp12 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai -Rp1,3 triliun.
Adanya arus kas masuk dari penjualan Puri Mall pada 9M21 mengakibatkan terjadi penurunan kas dari aktivitas investasi pada 9M22 sebesar Rp3,2 triliun.
Selain itu pada 9M22 terdapat pembelian tanah dan bangunan Siloam Surabaya sebesar Rp430 miliar yang dilakukan oleh SILO, dan akuisisi saham SILO yang dilakukan oleh LPKR.
Perusahaan telah menggunakan total Rp1,17 triliun dari kas konsolidasi YTD untuk investasi guna mendukung pertumbuhan di masa depan dan akan membantu perusahaan mencapai arus kas yang berkelanjutan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News