1
1

Penetrasi Asuransi di India Diramal Tumbuh Signifikan Berkat Insurtech

Media Asuransi, JAKARTA – Penetrasi asuransi di India diramal bakal menembus angka US$22 miliar pada tahun 2026 yang didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan peningkatan penetrasi digital.

Laporan terbaru dari perusahaan konsultan asal India, Redseer, menyatakan bahwa model distribusi online baru seperti B2C, B2B, dan B2B2C bakal menjadi pendorong utama pertumbuhan penetrasi asuransi di India.

Namun demikian, laporan tersebut menyoroti bahwa model B2C yang memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan model bisnis lain karena interaksi pelanggan langsung membuat risiko klaim dalam model ini jauh lebih rendah ketimbang dua model lain yaitu B2B dan B2B2C. Melalui model ini yang didukung oleh teknologi digital, pelanggan menikmati pengalaman pelanggan yang luar biasa berkat pengalaman digital end to end melalui aplikasi teknologi.

|Baca juga:  Konsep Asuransi Smart Cities Pertama di Dunia Hadir, Insurtech Ini Penggagasnya

Partner Redseer, Mrigank Gutgutia, mengatakan bahwa broker B2C memiliki marjin kontribusi yang jauh lebih tinggi daripada broker B2B2C, sedangkan B2B2C meningkat lebih cepat melalui uberisasi agen, juga memiliki unit ekonomi yang relatif buruk (sebagian besar karena pembayaran agen yang tinggi). Di sisi lain, broker B2C menggunakan pemasaran online dan model aset ringan untuk mendapatkan margin yang lebih baik.

“Pengalaman yang ditawarkan model insurtech zaman baru ini kepada pelanggan tidak hanya digital, tetapi juga menyenangkan. Selain itu, model baru yang sedang naik daun ini tidak hanya membuat asuransi menjadi luar biasa bagi pelanggan, mereka juga memberdayakan agen dengan kekuatan teknologi, tidak lagi mengejar pelanggan dengan dokumen yang berantakan, sebaliknya, mereka dapat memegang pelanggan melalui seluruh pengalaman asuransi dari mana saja secara digital,” jelasnya.

Laporan Redseer ini juga mendalami penetrasi asuransi digital berdasarkan kategori, dari Total Addressable Market (TAM) sebesar US$66,5 miliar, asuransi jiwa mencakup hampir tiga perempat pasar yang diikuti oleh asuransi kendaraan bermotor yang memiliki TAM sebesar US$10 miliar dan asuransi kesehatan ritel sebesar US$4,7 miliar.

|Baca juga: Penetrasi Asuransi Indonesia 2020 Naik 0,22% ke Level 3,26%

Regulasi motor yang ketat dan perubahan kebijakan untuk menjadikan India sebagai ekonomi digital telah mendorong premi bruto asuransi motor digital di negara itu meningkat. Di sisi lain, meningkatnya biaya perawatan kesehatan, pandemi Covid-19, dan kampanye nasional tentang polis asuransi telah menciptakan lebih banyak kesadaran dan mempercepat adopsi asuransi digital yang mengarah pada peningkatan asuransi kesehatan ritel di India.

Laporan Redseer juga mengungkapkan bahwa penetrasi asuransi digital di AS telah mencapai 16% dari seluruh populasi, sedangkan di China mencapai 6%. Artinya, dengan penetrasi asuransi India yang saat ini baru 2%, masih besar ruang pertumbuhan penetrasi asuransi digital di India di tahun-tahun mendatang.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Hai Investor, Atur Strategi Investasimu Saat Pasar Global Volatile
Next Post MARKET BRIEF: Bursa Wall Street Masih di Zona Bearish

Member Login

or