Media Asuransi, JAKARTA – PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melaporkan penjualan kotor sebesar Rp9,5 triliun untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022, 26,5% di atas periode yang sama pada 2021.
SSSG Q3 2022 dilaporkan sebesar 144,7%, dan perubahan EBITDA triwulanan sebesar Rp340 miliar dibandingkan tahun sebelumnya dengan EBITDA YTD sebesar Rp1,5 triliun, hampir dua kali lipat dari YTD September 2021 dan di atas tahun penuh 2021.
Perseroan baru-baru ini meluncurkan kembali pemosisian merek, identitas, dan logo baru yang mewakili Matahari baru sebagai ‘House of Specialists’ yang berpusat pada pelanggan, omni-channel untuk melayani kebutuhan fesyen spesialis dari kelompok pelanggan terbesar di seluruh Indonesia yang sejalan dengan strategi 5 tahun membangun pangsa pasar di pasar sasarannya sebagai merek ritel paling pervasif di sektornya.
|Baca juga: Menilik Strategi Harga Matahari Department Stores (LPPF)
Untuk mewujudkan konsep ‘House of Specialists’, Matahari akan fokus pada empat pilar utama: Produk, Harga, Pengalaman Pelanggan dan Orang. Matahari juga mengumumkan pembukaan 10 gerai pada 2022 dimana 5 lokasi telah dibuka dan 5 lokasi lainnya akan dibuka pada November dan Desember sebagai berikut: Gresik (Jawa Timur); Jakarta Timur; Bontang (Kalimantan Timur); Manado (Sulawesi Utara); dan Kendari (Sulawesi Tenggara).
Selain itu, Matahari berencana untuk membuka 12-15 gerai baru pada 2023 dengan 7 lokasi telah ditentukan dan juga telah meningkatkan peluang perluasan gerai dan penciptaan lapangan kerja. Jumlah total gerai secara nasional pada akhir 2022 akan menjadi 148, tumbuh menjadi 160 atau lebih pada akhir 2023.
Dengan Q3 dan momentum pertumbuhan yang kuat di tahun ini, Perseroan masih berada di jalur yang tepat untuk panduan EBITDA tahun penuh 2022 sebesar Rp2,1 triliun dan Laba Bersih sebesar Rp1,4 triliun.
Terry O’Connor, CEO Matahari mengatakan berlanjutnya pemulihan perseroan secara kuat adalah bukti dari bakat, komitmen serta semangat karyawan perseroan dalam budaya kerja ‘feel good’. Menjelang tahun 2023, anggaran awal 2023 perseroan berada pada level EBITDA Rp2,4 triliun hingga Rp2,5 triliun, namun mengingat ketidakpastian global yang dapat berdampak secara nasional, manajemen memutuskan untuk mengeluarkan panduan anggaran yang berhati-hati sebesar Rp2,3 triliun hingga Rp2,4 triliun.
“Matahari berkomitmen atas Dividen tahun 2022 sebesar Rp525 per saham – pembayaran tertinggi hingga saat ini – yang akan dibayarkan pada 2023, bergantung pada persetujuan yang diwajibkan, yang mempertajam komitmen kuat kami terhadap peningkatan pengembalian nilai pemegang saham secara keseluruhan. Matahari berkomitmen untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui program pembelian kembali saham dan kebijakan dividen yang tinggi,” kata Terry O’Connor.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News