Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin terlihat menghijau ketimbang pembukaan pada pagi tadi di 7.137. Indeks acuan saham Indonesia mampu melawan koreksi dan diharapkan bisa terus menguat dan menjauhi level 6.000 di masa mendatang.
IHSG Senin, 29 Januari 2024, perdagangan sore berakhir menguat ke posisi 7.157, menguat 20 poin atau setara 0,28 persen. Level tertinggi di 7.177 dan terendah di 7.115. Volume perdagangan hari ini tercatat 18,70 miliar lembar saham senilai Rp9,4 triliun. Sebanyak 216 saham menguat, 284 saham melemah, dan 264 saham stagnan.
Pada perdagangan hari ini, terdapat lima emiten yang menjadi penopang IHSG yakni SRAJ yang menguat 111 poin atau setara 25 persen, SURI naik 96 poin atau setara 24 persen, PSAB menanjak 15 poin atau setara 14,7 persen, IDEA naik lima poin atau setara 9,43 persen, dan HILL yang naik 210 poin atau setara 9,13 persen.
|Baca: Kereta Cepat Whoosh Terapkan Tarif Dinamis untuk Kelas Premium Economy, Harga Mulai dari Rp150 Ribu!
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Senin sore terlihat melemah tipis ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.806 per US$. Sentimen positif masih minim berdatangan sehingga membuat mata uang Garuda kesulitan untuk menguat.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup tertekan ke level Rp15.810 per US$, melemah 15 poin atau setara 0,09 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.804 hingga Rp15.832 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15,716 per US$.
Di sisi lain, bursa saham Wall Street berakhir beragam pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB), mengakhiri rekor yang dicapai S&P 500. Kondisi itu terjadi menyusul data inflasi yang moderat dan pendapatan perusahaan yang tidak merata.
Sedangkan dolar AS melemah pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB). Pelemahan terjadi setelah data menunjukkan inflasi sedikit meningkat pada Desember tetapi trennya lebih rendah yang seharusnya menjaga Federal Reserve tetap pada jalurnya memangkas suku bunga pada pertengahan tahun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News