1
1

Penutupan Perdagangan: IHSG dan Rupiah Kompak Tak Bertenaga

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin terlihat berada di area negatif. Sejauh ini katalis positif baik yang datang dari dalam maupun luar negeri masih minim sehingga indeks acuan saham Indonesia tak mampu bertahan di zona hijau.

IHSG Senin, 4 Maret 2024, perdagangan sore berakhir melemah ke level 7.276, turun 25 poin atau setara 0,48 persen ketimbang pagi tadi di 7.311. Level tertinggi di 7.328 dan terendah di 7.259. Volume perdagangan hari ini tercatat 20,65 miliar lembar saham senilai Rp7,86 triliun. Sebanyak 196 saham menguat, 321 saham melemah, dan 254 saham stagnan.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Senin terpantau kian melemah ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.705 per US$. Mata uang Garuda tak menerima sentimen positif sehingga dengan mudah dikalahkan oleh mata uang Paman Sam.

|Baca juga: Allianz Indonesia dan Bank BTPN Lanjutkan Sinergi Bancassurance

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore kian tertekan ke posisi Rp15.742 per US$ dengan year to date return 2,23 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.703 hingga Rp15.743 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.678 per US$.

Bursa saham AS naik

Di sisi lain, bursa saham AS bergerak naik pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB), dengan S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi. Hal itu karena saham-saham teknologi menguat akibat antusiasme yang terus berlanjut terhadap kecerdasan buatan.

Kenaikan tersebut menandai rekor penutupan kedua berturut-turut untuk Nasdaq, yang juga mencetak rekor intraday karena nama-nama terkait AI seperti Nvidia dan Meta Platforms membawanya melewati puncak sebelumnya di 16.212. yang dicapai pada November 2021.

Hingga akhir Februari, tiga indeks utama mencatat kenaikan selama empat bulan berturut-turut dalam reli yang sebagian besar didorong oleh prospek pertumbuhan terkait AI, yang juga mengangkat nama-nama perusahaan semikonduktor.

Sementara itu, greenback melemah terhadap euro pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB). Hal itu karena data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan, namun menguat terhadap yen Jepang setelah Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda mengatakan terlalu dini untuk menyatakan kemenangan terhadap inflasi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Allianz Indonesia dan Bank BTPN Lanjutkan Sinergi Bancassurance
Next Post HUT ke-44, Ini Kata Pendiri dari Media Asuransi

Member Login

or