Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat sore berakhir di zona negatif dan tak mampu berbalik arah sama sekali. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan terlihat menguat tipis ketimbang pagi tadi di Rp16.198 per US$.
IHSG Jumat, 19 Juli 2024, perdagangan sore ditutup di 7.294, melemah 26 poin atau setara 0,36 persen ketimbang pagi tadi di 7.321. Posisi tertinggi di 7.321 dan terendah di 7.249. Volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 14 miliar lembar saham senilai Rp9 triliun. Sebanyak 225 saham menguat, 320 saham melemah, dan 247 saham stagnan.
|Baca juga: Asuransi Wajib untuk Kendaraan Bakal Diterapkan, Legislator: Mending Jasa Raharja Dioptimalkan!
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup di Rp16.191 per US$, menguat 36 poin atau setara 0,22 persen dengan year to date return 5,14 persen. Hari ini nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp16.185 per US$ hingga Rp16.223 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.131 per US$.
Wall Street anjlok
Di sisi lain, saham-saham di bursa Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Pelemahan terjadi karena sebagian besar saham teknologi besar terus melemah, sementara indeks risiko yang diawasi ketat mendorong lebih tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,3 persen menjadi 40.665, mundur setelah tiga rekor berturut-turut. Indeks S&P 500 berbasis luas melemah 0,8 persen menjadi 5.544. Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi tertekan 0,7 persen menjadi 17.871,22.
Sedangkan yen Jepang mencapai level tertinggi dalam enam minggu sebelum melemah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu membuat para pedagang tetap waspada terhadap tanda-tanda pembelian resmi.
Euro tetap stabil, begitu pula imbal hasil obligasi pemerintah zona euro, setelah bank sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga atau tidak berubah dan tidak memberikan sinyal penurunan suku bunga pada September akan segera terjadi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News