1
1

Penutupan Perdagangan: Rupiah dan IHSG Kompak Tak Bertenaga!

Ilustrasi | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin terlihat berakhir di area merah. Belum ada katalis positif signifikan yang membuat indeks acuan saham Indonesia berbalik arah dan duduk manis di zona hijau.

IHSG, Senin, 1 April 2024, perdagangan sore berakhir di posisi 7.205, melemah 83 poin atau setara 1,15 persen ketimbang pagi tadi di 7.288. Level tertinggi di 7.295 dan terendah di 7.137. Volume perdagangan hari ini tercatat 15,19 miliar lembar saham senilai Rp11,07 triliun. Sebanyak 167 saham menguat, 455 saham melemah, dan 167 saham stagnan.

|Baca: Fitch Ratings Beri Peringkat Positif di 4 Raksasa Reasuransi Eropa Ini, Siapa Saja?

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Senin terpantau kian melemah ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.888 per US$. Sejauh ini mata uang Garuda tak punya tenaga untuk melawan keperkasaan mata uang Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir tertekan ke Rp15.894 per US$, melemah 38 poin atau setara 0,24 persen dengan year to date return 3,22 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.876 hingga Rp15.920 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp

Indeks S&P 500 meningkat 10 persen

Di sisi lain, indeks S&P 500 yang menjadi salah satu indeks saham yang paling banyak diawasi di dunia telah meningkat lebih dari 10 persen selama tiga bulan pertama 2024, didukung oleh 22 rekor tertinggi. Sekitar 40 persen saham dalam indeks diperdagangkan di atas posisi 12 bulan lalu.

Bahkan ketika indeks melemah, penurunan tersebut tidak terlalu signifikan, dengan hanya tiga hari pada 2024 di mana S&P 500 telah jatuh lebih dari satu persen pada penutupan. Pergerakan ini didorong oleh kembalinya selera terhadap saham.

Adapun investor pada Maret menggelontorkan sekitar US$50 miliar ke dana yang membeli saham di Amerika Serikat, menurut data dari EPFR Global. Sebuah kenaikan kecil di Januari, berdasarkan ekspektasi Federal Reserve AS akan mulai memotong suku bunganya tahun ini, telah membuka jalan bagi optimisme yang lebih luas.

Data terbaru mengenai inflasi dan belanja yang dirilis pada Jumat, 29 Maret, sejalan dengan ekspektasi para ekonom, sehingga memperkuat perkiraan yang berlaku mengenai pergerakan suku bunga The Fed. “Kita tidak perlu terburu-buru untuk melakukan pemotongan,” pungkas Ketua The Fed Jerome Powell.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Penggunaan Parametrik di Industri Reasuransi Diyakini Meningkat di 2024
Next Post CIMB Niaga Finance Miliki Direksi dan Komisaris Baru

Member Login

or