Media Asuransi, GLOBAL – Perang yang terjadi antara Israel-Hamas juga berdampak pada sektor reasuransi, sebab diperkirakan akan terjadi lonjakan tarif premi pembaruan.
Hal ini merupakan tambahan dari kenaikan tarif yang terjadi pada segmen asuransi risiko bencana alam akibat perubahan iklim yang merugikan dan pemanasan global.
“Rata-rata tingkat reasuransi mungkin naik 15% hingga 20% dan tingkat retrosesi mungkin naik 20% hingga 25%, tergantung pada perkembangan situasi perang,” kata Direktur pelaksana grup broker asuransi dan reasuransi Grup JB Boda, Rohit Boda, dikutip dari laman Bq Prime, Jumat, 20 Oktober 2023.
|Baca juga: Perusahaan Asuransi Aviasi Perang Batalkan Perlindungan Terhadap Israel dan Lebanon atas Perang Gaza
Retrosesi mengacu pada pengasuransian kembali suatu risiko untuk mengurangi risiko kerugian reasuradur asli. “Namun, riwayat klaim akan selalu menjadi kontributor utama terhadap harga, syarat dan ketentuan,” katanya.
Prateek Singhal, kepala reasuransi di Howden Insurance Brokers India Pvt, mengatakan kepada BQ Prime bahwa kenaikan tarif bergantung pada lini bisnis dan spesifik sektor. Tarif meningkat dari 7% menjadi 12%, tergantung bidang usahanya.
Dia menyoroti sektor-sektor tertentu yang mengalami peningkatan akibat perang dan konflik global. “Kita menyaksikan peningkatan tingkat perang dan terorisme, sektor penerbangan (yang terkena dampak penundaan dan perubahan jalur udara), dan energi,” katanya.
Selain itu, rantai pasokan laut yang kapal kargonya melewati zona perang akan dikerjakan ulang atau diperiksa dengan cermat.
Singhal mengatakan bahwa hanya proposal untuk properti murni yang belum mengalami kenaikan drastis, karena tidak tercampur dengan situasi perang dan konflik global.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
