Analis PT Sinarmas Future Ariston Tjendra mengatakan rupiah mungkin bisa berbalik melemah hari ini terhadap dolar AS. Dolar AS terlihat menguat kembali terhadap nilai tukar utama dunia. “Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat naik dari kisaran 3,6% ke kisaran 3,8% pagi ini,” katanya kepada Media Asuransi, Jumat 7 Oktober 2022.
|Baca juga: Pergerakan Rupiah Masih Berpeluang Menguat
Menurutnya, penguatan dolar AS kemungkinan karena pelaku pasar menunggu data penting data tenaga kerja AS bulan September versi pemerintah yang akan dirilis malam ini. Data ini menjadi pertimbangan penting The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya ke depan. Data yang bagus bakal mendukung langkah agresif the Fed untuk menaikan suku bunga acuannya.
Selain itu, jelasnya, sentimen pasar terlihat negatif pagi ini, dengan indeks saham bergerak turun yang bisa menambah tekanan untuk rupiah.
Dari dalam negeri, Ariston mengatakan kekhawatiran inflasi dan suku bunga tinggi akan memperlambat ekonomi masih memberikan efek negatif untuk rupiah. “Potensi pelemahan ke kisaran Rp15.220, sementara potensi penguatan ke kisaran Rp15.150.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat tipis 0,03% ke level Rp15.187 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditransaksikan melemah 0,01% ke level Rp15.197 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News