Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi terdepresiasi seiring dengan sentimen ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah mungkin masih bisa tertekan terhadap dolar AS hari ini. “Sentimen ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif masih akan memberikan tekanan ke rupiah hari ini,” katanya kepada Media Asuransi, Jumat 8 April 2022.
|Baca juga: Agresivitas Kebijakan The Fed Bikin Nilai Tukar Rupiah Terdepresiasi
Menurutnya, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun masih di dekat level tertinggi dalam 3 tahun di kisaran 2,6% yang mengindikasikan ekspektasi pasar meninggi terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif. Ekspektasi ini mendorong penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya.
Di sisi lain, sambung Ariston, harga minyak mentah dunia yang mulai menurun bisa membantu meredakan kekhawatiran pasar terhadap inflasi. Dan ini bisa menjadi sentimen positif untuk aset berisiko termasuk rupiah. “Rupiah bisa melemah ke arah Rp14.380, dengan potensi support di kisaran Rp14.340.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,02% ke level Rp14.362 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,03% ke level Rp14.359 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News