Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini diperkirakan berpotensi melemah karena sentimen The Fed.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS karena sentimen The Fed.
Dia menjelaskan pergerakan rupiah yang masih melemah kemarin menunjukkan bahwa pengaruh sentimen The Fed masih besar menekan rupiah. “The Fed diperkirakan masih akan menaikan suku bunga acuan AS hingga ke kisaran 3% di akhir tahun ini untuk menurunkan inflasi di AS,” katanya kepada Media Asuransi, Kamis, 21 Juli 2022.
|Baca juga: Sentimen Positif, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Menguat
Sementara bila BI masih menunda kenaikan suku bunga acuannya pada rapat kali ini, sambung Ariston, spread yield dengan suku bunga acuan AS akan makin menyempit. “Ini membuat aset dolar AS menjadi lebih menarik dibandingkan rupiah sehingga memberi tekanan ke rupiah,” katanya.
Selain itu, jelas Ariston, sentimen inflasi dan resesi global juga masih juga masih memberi tekanan ke aset berisiko termasuk rupiah. “Potensi rupiah masih tertekan ke arah Rp15.020, dengan potensi support di kisaran Rp14.950,” tegasnya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,09% ke level Rp14.989 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,05% ke level Rp14.984 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News