1
1

Peringkat Agung Podomoro Land (APLN) Diturunkan ke C oleh Fitch

Kawasan super block Podomoro Golf View. | Foto: podomorogoleview.com

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menurunkan Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) pengembang PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) ke ‘C’, dari ‘CCC-‘.

Fitch juga telah menurunkan peringkat obligasi APLN senilai US$132 juta dengan tingkat bunga 5,95% yang jatuh tempo Juni 2024 menjadi ‘C’, dari ‘CCC-‘, dengan Peringkat Pemulihan ‘RR4’. Surat utang tersebut diterbitkan oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh APLN, APL Realty Holdings Pte. Ltd., dan dijamin oleh APLN dan beberapa anak perusahaannya.

“Penurunan peringkat ini menyusul pengumuman APLN pada tanggal 15 November mengenai usulan penawaran tender untuk membeli kembali sebagian surat utang tanpa jaminan senilai US$132 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 2 Juni 2024, yang kami anggap sebagai distressed debt exchange (DDE),” tulis Fitch dalam keterangan resminya.

Menurut Fitch, hal ini karena usulan pembelian kembali akan mengurangi secara signifikan persyaratan awal bagi pemegang surat utang dan kami yakin transaksi ini dilakukan untuk menghindari gagal bayar, mengingat likuiditas APLN yang tidak dapat dipertahankan.

Penawaran tender mengusulkan untuk membeli kembali surat utang tersebut dengan harga minimum US$600 per US$1.000 melalui proses lelang Belanda yang tidak dimodifikasi. APLN berhasil menghapus pembatasan yang akan mencegah penggunaan utang terjamin untuk membiayai kembali surat utang tanpa jaminan melalui penawaran tender sebelumnya dan proses permintaan persetujuan yang diselesaikan pada Agustus 2023. Hal ini menurunkan risiko eksekusi untuk transaksi yang diusulkan. Emiten memperkirakan akan menggunakan dana hingga Rp1 triliun (sekitar US$65 juta) untuk mendanai penawaran tersebut.

|Baca juga: Beri Kemudahan Cicilan, Agung Podomoro (APLN) Gandeng 14 Bank Besar

“Kami memperkirakan prapenjualan bersih konsolidasi, tidak termasuk penjualan massal, akan turun sekitar 20% menjadi Rp1,3 triliun pada tahun 2023 (2022: Rp1,7 triliun) di tengah tingginya pembatalan yang terus berlanjut, meskipun lebih lambat dibandingkan puncak 4Q22.”

Prapenjualan konsolidasi mencapai Rp933 miliar pada 9M23, turun 46% yoy. Mayoritas pembatalan berlanjut di dua proyek terbesar APLN, Podomoro City Medan dan Podomoro Park Bandung. APLN menyatakan proyek Medan hampir selesai, sedangkan proyek Bandung masih dalam tahap awal. Prapenjualan bisa turun lebih dari perkiraan kami jika pembatalan masih tinggi atau jika APLN gagal meluncurkan proyek baru.

Selanjutnya, likuiditas perusahaan induk APLN akan tetap berada di bawah tekanan meskipun penawaran tender mengurangi total utang. Perusahaan induk kemungkinan besar harus bergantung pada dividen yang lebih tinggi dari anak perusahaan yang menjalankan proyek propertinya untuk memenuhi pembayaran bunga, bahkan ketika arus kas di anak perusahaan semakin ketat akibat lemahnya prapenjualan. Pasalnya, perusahaan induk tidak lagi memperoleh keuntungan dari pendapatan sewa (2022: Rp222 miliar) setelah penjualan mal Central Park pada tahun 2022.

Menurut Fitch, penyelesaian penawaran tender yang diusulkan akan mengurangi, namun tidak menghilangkan, risiko pembiayaan kembali dalam 12-18 bulan ke depan. APLN masih terekspos risiko dari sisa surat utang Juni 2024 serta pinjaman PT Bank Danamon Tbk yang jatuh tempo pada Januari 2025, yang digunakan perusahaan untuk mendanai penawaran tendernya. APLN memiliki dua properti tanpa jaminan senilai Rp3,1 triliun (sekitar US$200 juta), berdasarkan bagian emiten atas aset tersebut. Penjualan atau penjaminan aset-aset ini mempunyai risiko eksekusi, karena sebagian aset tersebut dimiliki oleh penerbit.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Downgrade Peringkat Lippo Karawaci (LPKR) ke CCC+
Next Post OYO Gandeng MNC Insurance Berikan Perlindungan All Risk kepada Mitra Properti

Member Login

or