Pefindo juga menegaskan peringkat idBBB+(cg) untuk Obligasi Konversi I PT Wika Realty (WKTY) Tahun 2019 sebesar Rp950,0 miliar, yang pokoknya dijamin sepenuhnya oleh induknya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA, idA/stabil). Tanggal jatuh tempo obligasi konversi tersebut telah diperpanjang ke tanggal 20 Desember 2024 berdasarkan keputusan rapat pemegang obligasi tanggal 9 Desember 2022.
Dikutip dari keterangan resminya, Jumat 16 Desember 2022, Pefindo menjelaskan peringkat tersebut mencerminkan posisi WKTY yang strategis bagi induknya dan portofolio usaha yang terdiversifikasi. Peringkat tersebut dibatasi oleh profil keuangan yang sangat lemah, marjin usaha yang rendah, dan sensitivitas terhadap perubahan kondisi ekonomi makro.
|Baca juga: Fitch Downgrade Peringkat Wijaya Karya (WIKA) Jadi B+ Outlook Stabil
Peringkat Obligasi Konversi mencerminkan peringkat korporasi WIKA sebagai penjamin, namun peringkat tersebut dibatasi oleh syarat dan ketentuan penjaminan yang tidak mencakup pembayaran kupon instrumen yang dijamin.
Peringkat dapat dinaikkan jika WKTY secara signifikan memperbaiki ukuran struktur permodalan dan proteksi arus kas secara berkelanjutan melalui deleveraging, aktivitas prapenjualan yang lebih tinggi, dan/atau pendapatan yang lebih tinggi dari bisnis berulang.
“Namun, kami dapat menurunkan peringkat jika terdapat risiko refinancing yang lebih tinggi atas utang yang akan jatuh tempo dan/atau tekanan likuiditas. Peringkat juga dapat diturunkan jika terdapat indikasi penurunan dukungan induk yang signifikan,” katanya.
Kegiatan usaha WKTY adalah pengembangan realti (rumah tapak dan apartemen), jasa properti, jasa konstruksi, dan jasa hotel. Di tahun 202020, WKTY ditunjuk oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Holding Company BUMN Bidang Perhotelan, dan saat ini memiliki total 21 hotel yang diperoleh melalui investasi saham dan pembelian aset.
Per 30 September 2022, pemegang saham perusahaan adalah WIKA (71,8%), Hotel Indonesia Nature (22,6%), Koperasi Karya Mitra Satya (3,5%), PT Aerowisata (2,1%), dan Yayasan Wijaya Karya (0,1%).
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News