Media Asuransi, JAKARTA – Dewan Asuransi Indonesia (DAI) genap berusia 65 tahun pada 1 Februari 2022. Dalam perjalannya hingga saat ini, organisasi DAI dijalankan oleh dewan pengurus yang berganti-ganti.
Sejak 1957, kepengurusan DAI telah berganti sebanyak 22 kali. Berikut perjalanan Pengurus DAI sejak 1957 hingga tahun 2024 (sambungan dari #Part 2):
11. Periode 1985–1986 diketuai oleh Iwa Sewaka
Iwa Sewaka merupakan Dirut PT Asuransi Jasa Indonesia yang terpilih sebagai Ketua DAI pada Rapat Anggota DAI tanggal 28 Januari 1985. Saat itu, jumlah anggota DAI mencapai 87 perusahaan yang terdiri dari 15 perusahaan asuransi jiwa, 4 perusahaan asuransi sosial, 56 perusahaan asuransi kerugian termasuk reasuransi, 12 perusahaan asuransi joint venture, serta 17 Cabang DAI.
Dalam periode ini, Bidang Teknik Asuransi Kerugian yaitu Komisi Kebakaran bidang asuransi kerugian menyelesaikan penyusunan konsep endorsement atas kerusuhan dan pemogokan untuk digunakan di pasar internasional. Juga konsep marine clause bahasa Indonesia untuk diusulkan kepada KOTAP menjadi klausula pada PSKI. Komisi teknik Marine Hull berhasil menyusun konsep SPPA dan Polis Pengangkutan barang beserta penafsiran terminologi atas polis tersebut. Komisi Teknik Kendaraan bermotor berhasil menyusun klausula dan suku premi untuk kerugian total loss kendaraan bermotor, serta menyusun Polis Kendaraan bermotor dan menyusun kembali tarif pertanggungan kendaraan bermotor.
|Baca juga: Perjalanan Pengurus Dewan Asuransi Indonesia (DAI) #Part 1
Bidang Asuransi jiwa berhasil menyusun pandangan tengan pelaksanaan SK Menteri Keuangan tentang perizinan keagenan dan menyusun panduan buku keagenan asuransi jiwa. Sementara itu, Komisi Mortalita bekerja sama dengan The Kyoe Life Jepang berhasil menyelesaikan konsep Tabel Mortalita Indonesia.
Bidang Hukum DAI telah menyelesaikan pembaharuan konsep Anggaran Dasar dengan perubahan rumusan, antara lain: Pancasila sebagai azas satu-satunya, lembaga sekjen dan Penasehat serta masa bakti Pengurus dari 2 tahun menjadi 3 tahun.
Bidang Pendidikan DAI duduk mewakili DAI dalam YPKA telah menandatangani perjanjian kerjasama pengelolaan Akademi Asuransi Trisakti (yang saat ini dikenal dengan nama STMA Trisakti) dengan pihak Yayasan Trisakti dan Asosiasi Broker Indonesia.
12. Periode 1987–1995 diketuai oleh Purwanto Abdulcadir
Purwanto Abdulcadir adalah Dirut PT Reasuransi Umum Indonesia yang memimpin kepengurusan DAI selama 3 kali masa bakti yaitu masa bakti 1987-1989, masa bakti 1990-1992, dan masa bakti 1992-1995. Pada periode ini, jumlah anggota DAI mencapai 84 perusahaan asuransi, terdiri dari 55 perusahaan asuransi nasional, 22 perusahaan asuransi jiwa, 3 perusahaan reasuransi, 4 perusahaan asuransi sosial, dan 12 perusahaan asuransi joint venture.
Beberapa hal penting yang terjadi pada periode kepengurusan ini di antaranya: pada tahun 1988 diperkenalkan untuk pertama kali diadakan kontes agen berproduksi tertinggi, yang selanjutnya pada setiap tahun dijadikan tradisi kontes agen asuransi jiwa, yang saat ini diadopsi oleh AAJI sebagai acara tahunan Top Agent Awards (TAA).
DAI mendirikan Yayasan Industri Asuransi Indonesia (YIAI). DAI membentuk Dewan Pembina Profesi Asuransi Indonesia (DPPAI) yang bertugas memberikan gelar profesi bagi SDM Asuransi terdiri dari Komisi Penguji Asuransi Jiwa dan Komisi Penguji Asuransi Kerugian untuk memenuhi ketentuan perundangan tentang tenaga ahli/ajun ahli asuransi.
Dalam perkembangannya untuk menjaga independensi dalam pemberian gelar profesi, pada tanggal 3 November 1993 DAI memberikan dukungan fusi DPPAI dengan Asosiasi Profesional Asuransi Indonesia (APAI) untuk membentuk badan baru dengan nama Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI).
DAI bekerja sama dengan AKASTRI pada tahun akademik 1993/1994 memperkenalkan program magang untuk menjaring lulusan SLTA untuk mengikuti pendidikan asuransi sambil bekerja. Ini adalah program magang beasiswa asuransi pertama yang dilakukan.
Dalam rangka mengantisipasi renewal treaty tahun 1995, khususnya term and condition agar lebih baik, maka Bidang Asuransi Kerugian memprakarsai pertemuan industri asuransi dengan Singapore-Re, Munich Re dan Swiss Re di Batam dengan nama Batam Rendezvous. Pertemuan ini terus berlangsung diadakan setiap tahun dan dalam perjalanannya namanya diubah menjadi Indonesia Rendezvous dan tempatnya dipindahkan dari Batam ke Bali, yang saat ini acaranya tetap dijalankan oleh AAUI dengan nama Indonesia Rendezvouz.
|Baca juga: Perjalanan Pengurus Dewan Asuransi Indonesia (DAI) #Part 2
Di bidang asuransi jiwa, DAI memperbarui rumusan ikrar bersama dan kode etik agen asuransi jiwa yang telah ditandatangani tahun 1977.
13. Periode 1996 -2001 diketuai oleh B. Munir Sjamsoeddin
Munir Sjamsoeddin adalah Dirut PT Reasuransi Umum Indonesia yang terpilih dalam Kongres DAI ke VIII dan IX yaitu tanggal 14 Desember 1995 dan 17 Desember 1998. Munir memimpin DAI selam 2 periode atau 6 tahun. Saat itu, jumlah anggota DAI mencapai 154 perusahaan terdiri dari 52 perusahaan asuransi jiwa/sosial, 98 perusahaan asuransi kerugian nasional dan joint venture, dan 4 perusahaan reasuransi.
Beberapa hal penting yang terjadi pada periode kepengurusan ini, di antaranya: ditandatangani MOU antara YAI (Ketua Umum DAI menjabat Ketua YAI) dengan Lembaga Management FE UI dalam mendirikan Akademi Asuransi Indonesia (AAI) yang kuliah perdana dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1998 di kampus LM FE UI.
DAI me-launching homepage DAI dengan alamat www.dai.or.id yang berisi antara lain sekelumit sejarah DAI, Kepengurusan DAI, pendidikan YAI/LPAI Perkembangan perasuransian dan lain sebagainya.
DAI bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia menyusun pembukuan laporan perusahaan asuransi baik laporan keuangan maupun laporan operasional. Naskah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PAKASI) Nomor 28 revisi 1996 tentang akuntansi asuransi kerugian dan Nomor 36 tentang akuntansi jiwa telah disahkan penggunaanya dengan keputusan bersama DLK-DAI tanggal 1 Juni 1998 dan dilengkapi dengan Kode Akun Asuransi Indonesia (Kodasi) hasil Tim bersama DLK-DAI.
Pada tahun 1997, Departemen Keagenan Bidang Asuransi Jiwa DAI telah menyelesaikan revisi buku Penuntun Keagenan Asuransi Jiwa.
Pada akhir masa jabatan pengurus periode ini yaitu 22-23 Januari 2002 diselenggarakan Kongres DAI ke X dan menghasilkan keputusan-keputusan kongres sebagai berikut :
a. Menyetujui berdirinya Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI).
b. Mempertahankan eksistensi DAI dengan perubahan anggaran dasar menjadi berbentuk Federasi yang untuk pertama kali anggotanya adalah Asosiasi yang dibentuk oleh DAI yaitu AAUI, AAJl dan AAJSI.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News