Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada minggu pertama Maret 2023, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Indikator stabilitas adalah nilai tukar, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 27 Februari – 3 Maret 2023
Pada akhir hari Kamis, 2 Maret 2023
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.275 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,93%.
- DXY melemah ke level 105,03.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 4,056%.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 3 Maret 2023
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.280 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik di 6,99%.
Aliran Modal Asing (Minggu I Maret 2023)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 89,96 bps per 2 Maret 2023 dari 95,31 bps per 24 Februari 2023.
- Berdasarkan data transaksi 27 Februari – 2 Maret 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp1,38 triliun terdiri dari jual neto Rp4,67 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp3,29 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai denga 2 Maret 2023, nonresiden beli neto Rp38,41 triliun di pasar SBN dan Rp0,03 triliun di pasar saham.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Komunikasi BI, Fadjar Majardi, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 6 Maret 2023.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News