Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada minggu pertama Mei 2023, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Indikator stabilitas adalah nilai tukar, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 2 – 5 Mei 2023
Pada akhir hari Kamis, 4 Mei 2023
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.675 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,41%.
- DXY melemah ke level 101,40.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 3,379%.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
|Baca juga: Rupiah Berpotensi Tertekan Data Tenaga Kerja AS
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 5 Mei 2023
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.665 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,39%.
Aliran Modal Asing (Minggu I Mei 2023)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 99,04 bps per 4 Mei 2023 dari 92,08 bps per 28 April 2023.
- Berdasarkan data transaksi 2–5 Mei 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,95 triliun terdiri dari jual neto Rp0,55 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,40 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 4 Mei 2023, nonresiden beli neto Rp63,29 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp16,25 triliun di pasar saham.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 8 Mei 2023.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News