Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada minggu pertama Juni 2023, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Indikator stabilitas adalah nilai tukar, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 5-9 Juni 2023
Pada akhir hari Kamis, 8 Juni 2023
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.890 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,34%.
- DXY melemah ke level 103,34.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 3,718%.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 9 Juni 2023
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.830 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,33%.
Aliran Modal Asing (Minggu I Juni 2023)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 81,73 bps per 8 Juni 2023 dari 83,38 bps per 2 Juni 2023.
- Berdasarkan data transaksi 5 – 8 Juni 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,87 triliun terdiri dari beli neto Rp4,79 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,08 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 8 Juni 2023, nonresiden beli neto Rp73,27 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp19,05 triliun di pasar saham.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 12 Juni 2023.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News