1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Ilustrasi perdagangan valuta asing. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada akhir pekan pekan terakhir Desember 2023, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Indikator stabilitas adalah nilai tukar, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 26-29 Desember 2023

Pada akhir hari Kamis, 28 Desember 2023

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.415 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,46%.
  3. DXY melemah ke level 101,23.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 3,809%.

|Baca juga; Tutup 2023, Rupiah Perdagangan Sore Perkasa di Rp15.399/US$

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 29 Desember 2023

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.440 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,45%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Desember 2023)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 28 Desember 2023 sebesar 68,92 bps, naik terbatas dibandingkan per 22 Desember 2023 sebesar 68,72 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 27-28 Desember 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp4,28 triliun terdiri dari beli neto Rp0,30 triliun di pasar ​SBN, beli neto Rp2,00 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,98 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 28 Desember 2023, nonresiden beli neto Rp80,45 triliun di pasar SBN, jual neto Rp10,74 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp52,81 triliun di SRBI.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 2 Januari 2024.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Satgas PASTI Blokir 337 Pinjol Ilegal
Next Post Ini 4 Saham Pilihan untuk Jemput Rejeki di Awal 2024

Member Login

or